Thursday 13 February 2014

"Famous Last Words" - MCR


Now I know 
That I can't make you stay
But where's your heart?
But where's your heart?
But where's your...

And I know
There's nothing I can say
To change that part
To change that part
To change...

So many
Bright lights, they cast a shadow
But can I speak?
Well is it hard understanding
I'm incomplete
A life that's so demanding
I get so weak
A love that's so demanding
I can't speak

I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home

Can you see
My eyes are shining bright
'Cause I'm out here
On the other side
Of a jet black hotel mirror
And I'm so weak
Is it hard understanding
I'm incomplete
A love that's so demanding
I get weak

I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home

I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home

These bright lights have always blinded me
These bright lights have always blinded me
I say

I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead

(How can I see, I see you lying) 'Cause I see you lying next to me
(How can I see, I see you lying) With words I thought I'd never speak
(How can I see, I see you lying) Awake and unafraid
(How can I see, I see you lying) Asleep or dead

'Cause I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead

'Cause I see you lying next to me
With words I thought I'd never speak
Awake and unafraid
Asleep or dead

I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
(Or dead)
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home
(Or dead)
I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
(Or dead)
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home
(Or dead)
I am not afraid to keep on living
I am not afraid to walk this world alone 
(Or dead)
Honey if you stay, I'll be forgiven
Nothing you can say can stop me going home



Sunday 9 February 2014

I Won't Give Up - Jason Mraz

Another song that I like is " I won't give up" by Jason Mraz. This song is touching and inspiring. Check out the lyric..Love this song ^^

When I look into your eyes

It's like watching the night sky

Or a beautiful sunrise

There's so much they hold

And just like them old stars

I see that you've come so far

To be right where you are

How old is your soul?



chorus

I won't give up on us

Even if the skies get rough

I'm giving you all my love

I'm still looking up


And when you're needing your space

to do some navigating

I'll be here patiently waiting

To see what you find


'Cause even the stars they burn

Some even fall to the earth

We've got a lot to learn
God knows we're worth it
noo i wont give up


I don't wanna be someone who walks away so easily

Im here to stay and make the difference that i can make

Our differences they do a lot to teach us how to use the 

tools and gifts

We got yeah we got a lot at stake

And in the end, you're still my friend at least we did intend

For us to work we didn't break, we didn't burn

We had to learn, how to bend without the world caving in

I had to learn what i got, and what i'm not

And who i am


chorus

I won't give up on us

Even if the skies get rough

I'm giving you all my love

I'm still looking up

Still looking up


I won't give up (No I'm not) on us (Giving up)

God knows i'm tough enough (I am tough) (I am loved)

We got a lot (We're alive) to learn (We are loved)

God knows we're worth it (And we're worth it)


chorus

I won't give up on us

Even if the skies get rough

I'm giving you all my love

Still looking up







"My Immortal" - Evanescence


This song is really touch me to my deep heart :p
Amy Lee's voice is nice .. here this lyric


I'm so tired of being here
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave
I wish that you would just leave
'Cause your presence still lingers here
And it won't leave me alone

These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase

[Chorus:]
When you cried I'd wipe away all of your tears
When you'd scream I'd fight away all of your fears
And I held your hand through all of these years
But you still have all of me

You used to captivate me by your resonating light
Now I'm bound by the life you left behind
Your face—it haunts my once pleasant dreams
Your voice—it chased away all the sanity in me

These wounds won't seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase

[Chorus]

I've tried so hard to tell myself that you're gone
But though you're still with me
I've been alone all along

[Chorus]

...me, me, me.


This song was make me tear down.. uh uh so sad..

Bergaya di Atas Panggung Sandiwara Kehidupan : Dramaturgi Sebagai Teori (Erving Goffman).

Dramaturgi seorang CEO (Chief Executtive Officer) kepada pegawai dan kekasihnya

Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia. Goffman mengambil pengandaian kehidupan individu sebagai panggung sandiwara, lengkap dengan setting panggung dan akting yang dilakukan oleh individu sebagai aktor “kehidupan.”. Goffman memusatkan perhatian pada dramaturgi atau pandangan atas kehidupan sosial sebagai serangkaian pertunjukan drama yang mirip dengan pertunjukan drama di panggung. Fokus pendekatan dramaturgis adalah bukan apa yang orang lakukan, bukan apa yang ingin mereka lakukan, atau mengapa mereka melakukan, melainkan bagaimana mereka melakukannya.
Dramaturgi menekankan dimensi ekspresif/impresif aktivitas manusia, yakni bahwa makna kegiatan manusia terdapat dalam cara mereka mengekspresikan diri dalam interaksi dengan orang lain yang juga ekspresif. Oleh karena perilaku manusia bersifat ekspresif inilah maka perilaku manusia bersifat dramatik.
Pendekatan dramaturgis Goffman berintikan pandangan bahwa ketika manusia berinteraksi dengan sesamannya, ia ingin mengelola pesan yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar manusia ada “kesepakatan” perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bermain peran merupakan salah satu alat yang dapat mengacu kepada tercapainya kesepakatan tersebut.
Teori dramaturgi dicetuskan oleh Erving Goffman. Goffman lahir di Mannville, Alberta, Canada, 11 Juni 1922. Ia adalah lulusan Universitas Chicago yang banyak melahirkan teori sosial psikologis di Amerika Serikat.
Teori Goffman menganggap individu sebagai satuan analisa. Untuk menjelaskan tindakan manusia, Goffman memakai analogi drama dan teater. Karena alasan inilah Goffman disebut sebagai seorang dramaturgist , yang menggunakan bahasa dan tamsil panggung teater. Buku yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life, yang merupakan karya Goffman di tahun 1959 ,menyediakan dasar teori mengenai bagaimana individu tampil di dalam dunia sosial, suatu kerangka yang terus dipakai Goffman dalam sejumlah karya-karyanya kemudian.
Teori Dramaturgi Erving Goffman sangat dipengaruhi konsep The Self dari George Herbert Mead. Mead menegaskan bahwa The Self merupakan mahluk hidup yang dapat melakukan tindakan, dan bukan sesuatu yang pasif yang semata-mata hanya menerima dan merespon suatu stimulus belaka. Secara hakiki, pandangan Mead merupakan isu sentral bagi interaksionisme simbolik. Hal ini didasari bahwa perspektif interaksi simbolik banyak mengilhami teori dramaturgis, di samping persektif-perspektif yang lain.
Pengembangan diri sebagai konsep oleh Goffman tidak terlepas dari pengaruh gagasan Cooley tentang the looking glass self. Gagasan diri ala Cooley ini terdiri dari tiga komponen. Pertama, kita mengembangkan bagaimana kita tampil bagi orang lain; kedua, kita membayangkan bagimana peniliaian mereka atas penampilan kita; ketiga, kita mengembangkan sejenis perasaan-diri, seperti kebanggaan atau malu, sebagai akibat membayangkan penilaian orang lain tersebut. Lewat imajinasi, kita mempersepsi dalam pikiran orang lain suatu gambaran tentang penampilan kita, perilaku, tujuan, perbuatan, karakter teman-teman kita dan sebagainya, dan dengan berbagai cara kita terpangaruh olehnya.
Konsep yang digunakan Goffman juga berasal dari gagasan-gagasan Burk. Dengan demikian pendekatan dramaturgis sebagai salah satu varian interaksionisme simbolik yang sering menggunakan konsep “peran sosial” dalam menganalisis interaksi sosial, yang dipinjam dari khasanah teater. Peran adalah ekspektasi yang didefinisikan secara sosial yang dimainkan seseorang suatu situasi untuk memberikan citra tertentu kepada khalayak yang hadir. Bagaimana sang aktor berperilaku bergantung kepada peran sosialnya dalam situasi tertentu. Focus dramaturgis bukan konsep-diri yang dibawa sang aktor dari situasi kesituasi lainnya atau keseluruhan jumlah pengalaman individu, melainkan diri yang tersituasikan secara sosial yang berkembang dan mengatur interaksi-interaksi spesifik. Menurut Goffman diri adalah “suatu hasil kerjasama” (collaborative manufacture) yang harus diproduksi baru dalam setiap peristiwa interaksi sosial.
Menurut interaksi simbolik, manusia belajar memainkan berbagai peran dan mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran-peran ini, terlibat dalam kegiatan menunjukkan kepada satu sama lainnya siapa dan apa mereka. Dalam konteks demikian, mereka menandai satu sama lain dan situasi-situasi yang mereka masuki, dan perilaku-perilaku berlangsung dalam konteks identitas sosial, makna dan definisi situasi. Presentasi-diri seperti yang ditunjukan Goffman, bertujuan memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para aktor, dan definisi situasi tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada.
Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “pengelolaan pesan” (impression management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Goffman membagi “pangggung sandiwara” kehidupan menjadi “wilayah depan” (front stage) dan “wilayah belakang” (back stage). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang menunjukan bahwa individu memainkan peran formalnya di atas “panggung sandiwara” di hadapan khalayak penonton. Sebaliknya wilayah belakang merujuk kepada tempat dan peristiwa yang yang memungkinkannya mempersiapkan perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedang wilayah belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.
Goffman membagi panggung depan (front stage) menjadi dua bagian:
  1. setting : yang merupakan lokasi khusus tempat penampilan dilakukan .
  2. personal front : yaitu kepribadian yang tampak dalam berbagai bentuk ekspresi (perilaku/tindakan) yang membantu audiens mengidentifikasi pelakunya dan yang diharapkan dalam 'setting'. Personal front merupakan bagian penting dalam analisis dramaturgi yang terbagi menjadi ;
a) appearance : ciri khusus pelaku yang tampak ,misalnya pakaian/alat.
b) manner : perilaku tertentu/gaya.
Secara umum, audiens mengharapkan adanya konsistensi antara appearance dan manner pelaku. Front stage yang berkembang dan diterima kemudian dilembagakan menjadi “representatif kolektif” yaitu seperangkat tata perilaku yang diterima dan diharapkan masyarakat pada peran dan status tertentu. Pendapat Goffman ini sangat mendekati konsep norma dan aturan sosial dalam fungsionalisme.
Konsep back stage memaparkan bahwa setiap individu berusaha menampilkan dirinya sebagaimana yang diharapkan oleh audiens. Oleh sebab itu,ia berusaha menutupi berbagai perilaku yang tidak diharapkan audiens dalam penampilannya. Sehingga perilaku berusaha :
a). menutupi perilaku yang tidak sesuai
b). menghindari kesalahan
c). menutupi proses yang tidak baik
Pelaku berusaha agar audiens tidak mengetahui aspek-aspek backstage nya. Sehingga munculah imppresion management yaitu sebuah metode yang digunakan oleh pelaku untuk meminimalisir kesalahan dan berbagai tindakan yang tidak tepat selama penampilan. Imppresion management dapat berupa :
a) berganti audiens
b) pengendalian emosi dan gaya bicara
c) persiapan yang matang sekaligus mengantisipasi gangguan.
Fokus perhatian Goffman sebenarnya bukan hanya individu, tetapi juga kelompok atau apa yang ia sebut team. Selain membawakan peran dan karakter secara individu, aktor-aktor sosial juga berusaha mengelola kesan orang lain terhadap kelompoknya, baik itu keluarga, tempat bekerja, partai politik, atau organisasi lain yang mereka wakili. Semua anggota itu oleh Goffman disebut “tim pertunjukan” (performance team) yang mendramatiasikan suatu aktivitas. Kerjasama tim sering dilakukan oleh para anggota dalam menciptakan dan menjaga penampilan dalam wilayah depan. Setiap anggota saling mendukung dan bila perlu memberi arahan lewat isyarat nonverbal, seperti isyarat dengan tangan atau isyarat mata, agar pertunjukan berjalan mulus.
Goffman menekankan bahwa pertunjukan yang dibawakan suatu tim sangat bergantung pada kesetiaan setiap anggotanya. Setiap anggota tim memegang rahasia tersembunyi bagi khalayak yang memungkinkan kewibawaan tim tetap terjaga. Dalam kerangka yang lebih luas, sebenarnya khalayak juga dapat dianggap sebagai bagian dari tim pertunjukan. Artinya agar pertunjukan sukses, khalayak juga harus berpartisipasi untuk menjaga agar pertunjukan secara keseluruhan berjalan lancar. Etiket adalah yang pantas dan tidak pantas kita lakukan dalam suatu situasi. Goffman menegaskan bahwa masyarakat memang memobilisasikan anggota-anggotanya untuk menjadi para peserta yang mengatur diri-sendiri, yang mengajari kita apa yang harus dan tidak boleh kita lakukan dalam rangka kerjasama untuk mengkonstruksikan diri yang diterima secara sosial, salah satunya adalah lewat ritual, Menurut Goffman keterikatan emosional pada diri yang kita proyeksikan dan wajah kita merupakan mekanisme paling mendasari kontrol sosial yang saling mendorong kita mengatur perilaku kita sendiri. Wajah adalah suatu citra-diri yang diterima secara sosial. Menampilkan wajah yang layak adalah bagian dari tatakrama situasional, yaitu aturan-aturan mengenai kehadiran diri yang harus dikomunikasikan kepada orang lain yang juga hadir.
Realitas sosial dari penerapan teori dramarturgi ini terlihat dari kehidupan seorang Chief Executive Officer (Pejabat Eksekutif Tertinggi). Pengalaman pribadi saya ketika mengenal kepribadian dan sisi lain seorang CEO sangat merefleksikan dramarturgi ,karena ia mempunyai peran berbeda pada saat bekerja didepan karyawan dan ketika sedang bersama kekasihnya.
Seorang CEO memiiki tingkat tanggung jawab yang tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya. Dalam sebuah usaha rintisan teristimewa, peranan CEO sangatlah krusial. Ia adalah seorang pimpinan yang bertanggung jawab atas kegagalan atau kesuksesan sebuah perusahaan, dalam menciptakan kultur perusahaan yang baik untuk kemajuan perusahaan, seorang CEO merupakan penggerak utama keberhasilan bisnis yang mampu memotivasi, menginspirasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Seorang CEO sebuah perusahaan e-commerce tampil mantap sebagai lulusan MBA dari sebuah sekolah magister ekonomi di Helsinki. Dalam memimpin perusahaannya ,ia mempunyai front stage yang sangat meyakinkan. Di kantornya yang berada di kawasan elite Ibukota dan ruang kerja di sebuah building yang mewah menjulang tinggi,ia menunjukan personal front kepada para karyawannya dengan penampilan yang parlente. Dengan kemeja putih dan jas yang cocok dengan postur tubuhnya ditambah dengan perilaku-perilaku nya yang beretiket dan bermartabat membuat audiens dalam hal ini adalah karyawan, clients, investor merasa yakin dan mau mengikuti apa yang ia perintahkan. CEO tersebut mempersiapan penampilannya dengan baik ,karena mengantisipasi gangguan dari luar dan agar audiens menilai dirinya sesuai dengan yang diinginkannya. Dalam hal ini audiens mengharapkan adanya konsistensi antara penampilannya yang parlente dengan sikap dan perilaku yang ditunjukannya. Hal yang sama terjadi pada saat CEO mengadakan meeting dengan partner dan pegawai. Front stage yang terlihat adalah sebuah kewibawaan dan kecerdasan yang meyakinkan dengan semangat dan etos kerja tinggi. Melalui pendidikan yang tinggi, status sosial high end , serta kondisi ekonomi yang mapan CEO mengemas dirinya sedemikian rupa, agar tampil sebagai sosok yang berintegritas ,pengabdian jujur, bersih dan berani. Walaupun sebenarnya itu hanya tuntutan peran agar dapat melanggengkan jabatan dan kredibilitasnya. Goffman menyatakan bahwa selama kegiatan rutin seseorang akan mengetengahkan sosok dirinya yang ideal (sebagaimana yang dituntut oleh status sosialnya).
Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar CEO dan para karyawannya ada kesepakatan perilaku yang disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. CEO tersebut menciptakan sebuah mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia bisa tampil sebagai sebuah sosok yang disegani dan mempunyai peran yang sangat berpengaruh. CEO berusaha mengontrol diri seperti penampilan, keadaaan fisik, dan perilaku aktual serta gerak, agar perilaku menyimpang yang ia jalani tidak diketahui oleh lingkungan mereka (audiens). CEO mengerti kedudukan yang melekat pada dirinya semata-mata demi melayani audiens (customer,client dan karyawannya).
Disamping panggung depan (frontstage) terdapat juga daerah belakang layar (backstage). Identifikasi daerah belakang ini tergantung dari audiens yang bersangkutan. Pada saat istirahat, di ruang pribadi kantor CEO adalah merupakan tempat untuk duduk santai melepas stres dan bersama dengan kekasihnya. Seluruh karyawan tidak mengetahui bahwasanya wanita yang sedang bersama bos-nya itu adalah kekasihnya, mereka hanya mengetahui jika ia adalah partner bisnis semata. Dalam hal ini ,sang CEO berusaha menutupi backstagenya. CEO tersebut mempunyai peran ganda ketika menghadapi kekasihnya, karena ia belum menikah. Ia tidak menginginkan kehidupan pribadi nya menjadi konsumsi audiens sehingga ia menyembunyikan hubungannya. Ia beranggapan bahwa hal tersebut merupakan back stage yang bisa saja mempengaruhi kepentingan bisnisnya. Ia tidak menginginkan hubungannya tersebut diketahui oleh audiens (karyawan, clients, customer). Bahwasanya CEO tersebut sering melakukan free sex, minum minuman keras hingga mabuk, sering datang ke tempat hiburan malam, dan melakukan penyimpangan. Ia mencoba menutupi proses penyimpangan tersebut karena dramaturginya sebagai seorang CEO. Back stage seorang CEO yang tidak diharapkan oleh audiens mencoba tidak ia tunjukkan ke publik karena ia memiliki kredibilitas dan tanggung jawab status untuk menjalankan perannya yang seharusnya stabil. Kredibilitas dan perannya sebagai pimpinan perusahaan bisa runtuh dan bisnisnya bisa hancur manakala kekasihnya 'membuka' basckstage daripada penyimpangan tersebut. CEO tersebut cenderung menyembunyikan atau mengeyampingkan kegiatan, fakta-fakta dan motif – motif yang tidak sesuai dengan citra dirinya dan produk-produknya yang ideal. Tidak ada karyawan yang ingin diperlakukan sebagai komoditi , karena itu sang CEO harus menegaskan ciri khas hubungan CEO-karyawan tanpa menyimpang dari perilaku profesional yang sebenarnya.
Akan tetapi dibelakang CEO tersebut, ternyata kekasihnya telah memberitahu para karyawan bahwa dirinya adalah kekasih bos nya itu lalu membeberkan bahwa bos mereka sering datang ke tempat hiburan malam, mabuk lalu free sex. Setelah karyawan-karyawan mengetahuinya, mereka bersikap pura-pura tidak tahu tentang hubungan pribadi bos nya tersebut demi menjaga team untuk 'mementaskan; routine. Seluruh warga perusahaan sebagai suatu team, pada saat mengetahui CEO nya memiliki tindakan menyimpang, maka mereka menyembunyikan dan mengurangi fakta-fakta tersebut. Kita dapat memahami bagaimana secara diam-diam aktor hidup dari karir persekongkolan.
Seorang CEO harus berhasil memainkan suatu karakter. Apabila terjadi krisis atau situasi gawat “demi menyelamatkan pertunjukan” dia harus memiliki atribut. Menurut Goffman, kesetiaan, disiplin dan kewaspadaan adalah merupakan tiga atribut esensial bagi keberhasilan team melaksanakan pertunjukannya.
Dalam analisa sosiologis mengenai penampilan diri di hadapan orang lain, Erving Goffman menggunakan bahasa tamsil dan teater. Berbagai kegiatan serta hasil suksesnya ditentukan oleh pilar-pilar struktural serta struktur yang pasti atau situasi sesaat, maupun aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur pertunjukan.
Dalam karya selanjutnya, Goffman menekankan arti pentingnya kelompok sosial yang tidak abadi. Yang termasuk kelompok sosial sesaat ini ialah pertemuan tatap-muka yang bisa ditemukan di jalan,taman,restoran,teater,toko-toko,gedung dansa dsb. Dia juga membicarakan individu yang dalam beberapa hal memiliki aib,memusatkan perhatian bagaimana mereka mengendalikan penampilan self yang mengandung aib itu. Selanjutnya tekanan kembali diberikan pada pengendalian kesa, atau bagaimana manusia menampilkan diri, seperti penampilan yang diinginkannya didepan mata pihak lain.
Pandangan Goffman yang melihat manusia sebagai “calon bintang” yang menyajikan tindakan menyakinkan bagi orang lain merupakan langkah yang meninggalkan determenisme struktural-fungsional. Untuk alasan ini Goffman sering disebut sebagai seorang interaksionis simbolik.
Referensi :

Poloma ,Margareth M. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : Rajawali Press

Perspektif Global Sebagai Wawasan Untuk Merefleksikan Eksistensi Indonesia dalam Kancah Internasional

Setelah mempelajari matakuliah perspektif global selama satu semester, saya mendapatkan ilmu yang bermanfaat dalam menambah wawasan saya sebagai mahasiswa untuk turut memberikan sumbangsih terhadap proses globalisasi dan modernisasi sebagai agent of change. Selain itu globalisasi yang menggempur bangsa Indonesia melalui teknologi informasi yang mampu merubah skala perspektif masyarakat menjadi lebih pragmatis , akan dapat dikritisi dan dimanfaatkan tepat guna apabila mampu menguasai wawasan global dan informasi terkait perubahan yang diakibatkan perkembangan teknologi yang dinamis.
Sebagai mahasiswa pendidikan sosiologi dan agent of change, memahami perspektif global sangatlah penting untuk mengikuti perkembangan dunia masa kini yang mutakhir dengan berbagai inovasi teknologi , perubahan budaya trend masa kini, serta berbagai kemaslahatan dunia yang disorot dan berkaitan dengan peran Indonesia dalam kerjasama antar negara. Perspektif global yang dianalisis dalam kajian ilmu sosiologi tidak hanya mencakup bidang sosial saja melainkan bidang keilmuan yang lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam terkait dengan energi dan pemanfaatnnya, Teknologi Informasi (TI) , serta berbagai fenomena global yang berpengaruh terhadap stabilitas dan kondisi terkini masyarakat global.
Terkait dengan judul artikel yaitu Perspektif Global Sebagai Wawasan Untuk Merefleksikan Eksistensi Indonesia dalam Kancah Internasional, saya melihat bahwa sebagai mahasiswa sosiologi ,menganalisa eksistensi Indonesia dalam kacamata global akan sangat menarik. Ketika peran bangsa Indonesia mampu diperhitungkan dalam skala Internasional ,maka secara tidak langsung Indonesia adalah sebuah masyarakat global yang mampu ikut serta dalam perkembangan dunia yang lebih baik dan sejahtera. Indonesia sebagai negara berkembang mulai belajar dari negara maju dan mengubah pandangan yang konvensional menjadi global. Masyarakat Indonesia sedikit demi sedikit mulai memahami bahwa membangun Indonesia dan mengembangkan potensi Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat adalah sebuah prestasi. Prestasi anak bangsa yang telah mengangkat nama baik Indonesia di kancah dunia adalah sebuah kebanggaan dan harus diapresiasi. Ketika seluruh anak bangsa mempunyai keinginan untuk selalu berprestasi, maka Indonesia akan menjadi negara maju dan dapat bersaing diseluruh aspek dalam skala global.
Prestasi anak bangsa tentunya diperoleh melalui pendidikan yang tinggi. Sehingga untuk menjadi negara maju, maka generasi penerus bangsa harus mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan yang memiliki kualitas bagus dan merata diseluruh pelosok negeri. Selain itu diperlukan adanya kultur tentang adanya kebutuhan akan berprestasi bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan khususnya kepada mahasiswa sebagai agent of change. Dengan paradigma akan kebutuhan berprestasi maka setiap individu akan mempunyai kualitas diri yang baik dan dapat diandalkan sebagai generasi penerus bangsa yang mampu meningkatkan pembangunan bangsanya baik dalam skala nasional maupun internasional.
Bila dikaitkan lebih dekat dengan bidang studi sosiologi, maka pengertian Sosiologi oleh Horton dan Hunt didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang kehidupan sosial umat manusia, harus mengembangkan kemampuan perspektif global dalam menyimak masalah-masaiah global yang mengancam kehidupan umat manusia, yang selanjutnya mengembangkan metode-metode operasional alternatif pemecahan masalah-masaiah tadi. Tuntutan itu, atau lebih mulia lagi panggilan tersebut, merupakan peluang bagi bidang ilmu sosial yang disebut sosiologi untuk meningkatkan nilai tambah pengabdiannya. Hal tersebut merupakan harapan yang tidak hampa untuk direalisasikan. Maka dari itu diperlukan sosiolog yang mampu menjawab panggilan tersebut, tentunya dengan penguasaan perspektif global dan berwawasan luas.
Perspektif global sebagai wawasan untuk merefleksikan eksistensi Indonesia dalam kancah Internasional adalah sebuah tolok ukur bagi bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan peningkatan taraf kehidupan sosial. Kualitas hidup masyarakat yang lebih modern dapat ditandai dengan revolusi paradigma yang visioner dan mempunyai sion yang tinggi untuk berubah ke arah yang lebih baik. Apabila kita mau belajar dari negara-negara maju tentang cara berpikir masyarakatnya dan etos kerjanya, maka masalah-masaiah sosial di Indonesia akan dapat diminimalisir karena kesadaran masyarakat yang baik akan nilai-nilai semangat kehidupan yang menjadi standar perspektif suatu pembangunan bangsa.
Bagi masyarakat Indonesia pemahaman akan perspektif global dewasa ini belum secara menyeluruh dapat diterima dan dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. Keterbatasan akses pendidikan dan informasi yang sulit dijangkau di pelosok daerah yang masih terpencil,terisolir dan terbelakang merupakan ketimpangan sosial yang hingga saat ini belum bisa teratasi. Disisi lain pada daerah kota besar dan kawasan urban di Indonesia , banyak masyarakat yang sudah mau menerima nilai-nilai universalisme dan wawasan perspektif global akibat adanya pluralisme dan multikulturalisme. Hal ini berbeda dengan masyarakat di negara-negara maju dimana masyarakatnya cenderung homogen dan seluruh wilayah sudah maju dan tidak 3T (terpencil,terisolir,terbelakang). Jika bangsa Indonesia menginginkan seluruh masyarakatnya mampu merefleksikan eksistensi Indonesia di kancah Internasional maka merupakan tugas pemerintah untuk mengentaskan dan memberdayakan masyarakat di daerah 3T tersebut supaya Indonesia tidak tertinggal oleh bangsa lain dan mampu berkontribusi dan merefleksikan diri sebagai bangsa yang mampu diperhitungkan dalam skala kepentingan Internasional.
Secara faktual, eksistensi bangsa Indonesia dalam kancah Internasional semakin dapat diperhitungkan dengan adanya berbagai konferensi Internasional, seminar Internasional dan pertukaran pelajar yang membawa nama baik Indonesia. Selain itu penyanyi dan aktor Indonesia juga telah mampu berprestasi hingga skala Internasional. Sebut saja Anggun C Sasmi, Agnes Monica, Soimah, Iko Uwais dan masih banyak lagi. Prestasi anak bangsa yang demikian tersebut merupakan hasil kerja keras dan karena mereka mempunyai perspektif global dimana kebutuhan untuk berprestasi dan berfikir visioner merupakan dasar dari apa yang telah mereka dapatkan sebagai sebuah kebanggaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Itulah mengapa para 'tokoh' tersebut mampu meraih suatu pencapaian yang membuat diri mereka menjadi lebih dikenal dan berpengaruh oleh masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jika masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk menjadi masyarakat yang berparadigma maju maka diperlukan pemahaman mengenai perspektif global sehingga wawasan menjadi lebih terbuka, open minded dan mempunyai sikap selalu berpikir positif terhadap dinamika perubahan sosial global.
Globalisasi dalam perspektif global sering diartikan sebagai perkembangan era sebagai jaman modern. Globalisasi memiliki makna yang sangat luas. Globalisasi dapat mencakup segala aspek, mulai dari politik, hubungan internasional, ekonomi, perdagangan, hingga bisa mencakup hubungan politik internasional, perdagangan, ekonomi, komunikasi, sampai badan intelijen. Dewasa ini, eksistensi globalisasi memberikan pengaruh begitu besar terhadap dunia internasional. Melalui perkembangan teknologi komunikasi elektronik, menjadikan dunia dapat dijangkau dari jarak yang jauh dalam waktu yang singkat. Yang pada akhirnya memberikan efek yang mempengaruhi politik, ekonomi, dan organisasi sosial.
Globalisasi dalam perspektif global membuat seluruh masyarakat dunia khusunya Indonesia tidak hanya menjadi pendengar, namun juga memberikan kontribusi berupa pendapat dan opini yang disebarkan melalui situs jejaring sosial terkenal, seperti facebook, twitter, multiply, kaskus, dan masih banyak lagi. Segala kemudahan dalam berkomunikasi ditawarkan oleh globalisasi. Dengan adanya kemudahan komunikasi tersebut maka masyakarakat Indonesia mampu mengikuti perkembangan global dan mengkritisi setiap fenomena dari sudut benua lain sehingga wawasan global menjadi terbuka dan pengetahuan dapat diterima dengan efektif dan menarik.
Dengan adanya globalisasii dengan perspektif global, maka semua yang terjadi di belahan dunia lain dapat kita ketahui dengan baik. Dengan bantuan media seperti VOA (Voice Of America) Indonesia, misalnya, mempermudah semua berita-berita yang terjadi di wilayah Amerika diketahui oleh masyarakat yang ada di negara Indonesia. VOA didirikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita yang tepat, jujur dan bisa diandalkan. Bukan hanya kemampuan VOA dalam era globalisasi, situs Google pun menjadi salah satu sarana yang patut diperhitungkan. Google memudahkan seluruh masyarakat untuk mengakses informasi, pengetahuan, dan bahkan bisnis dengan hanya sekali klik. Internet memberikan kemudahan dan keuntungan yang besar bagi penikmat berita baik nasional maupun internasional.
Dengan adanya koneksi internet yang dapat diakses dari berbagai penjuru dunia, menunjukkan bahwa pengaruh dari globalisasi sangatlah besar terhadap kemajuan komunikasi yang kemudian sangat berpengaruh terhadap hubungan antar bangsa. Pemerintah Indonesia yang mempunyai hubungan kerjasama dengan negara-negara lain dapat diketahui dan direfleksikan ketika mampu menguasai teknologi informasi dan perspektif global. Globasasi secara tidak langsung menyebabkan hilangnya sekat-sekat negara yang pada akhirnya memudahkan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kemudahan berinteraksi itu kemudian pada akhirnya melahirkan isu global. Adanya isu global yang ditandai dengan meningkatnya hubungan saling ketergantungan antar negara. Hal itu karena adanya kesadaran bahwa kegagalan dalam mengatasi isu global tersebut dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat internasional secara keseluruhan. Sehingga, upaya penyelesaian masalah global dilakukan oleh seluruh negara dan menyebabkan seluruh negara berinteraksi satu sama lain. Kini di era globalisasi, dunia serasa menjadi satu. Kedaulatan memang masih ada, tapi kekuatannya sudah terpengaruh oleh arus globalisasi.
Indonesia yang dewasa ini mempunyai putra putri bangsa yang berpengaruh terhadap pembangunan eksistensi bangsa dalam kancah Internasinoal telah membuktikan bahwa perspektif global telah direalisasikan seperti dalam kerjasama bilateral, multirateral dan organisasi internasional. Akhir-akhir ini seorang Pianis Cilik Indonesia menang di 1st International Festival - Contest of Jazz Improvisation Skill di Odessa, Ukraina . Berikut ini beberapa prestasi Indonesia dalam dunia Internasional yang dapat menjadi inspirasi dan motivasi kita untuk mengikuti keberhasilan mereka terkait dengan landasan perspektif global yang menjadi acuan mereka dalam berprestasi.
  1. PT. PAL sukses membuat salah satu kapal terbaik didunia “Star 50″ berbobot 50,000 ton. Salah satu Negara yg pesan kapal ini adalah Singapura. star-50-ship.
  2. Di Singapura gamelan menjadi mata pelajaran wajib di SD pada hampir sebagian wilayahnya.
  1. Pabrik/manufaktur Mattel (boneka Barbie USA) hanya ada dua didunia yaitu di China dan di Jababeka, Cikarang.
  2. Brand Internasional yang amat prestisius,Gucci,menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.
  3. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota Kijang Innova yg sepenuhnya diproduksi di Indonesia.
  4. Bunga nasional Korea Utara yang amat popular Kimilsungia, berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh Presiden RI Ir. Soekarno.
  5. Airbridge , tangga belalai menuju pintu pesawat yang menjadi trend di bandara-bandara dunia pertama kali dibuat oleh PT Bukaka, Indonesia.
  6. Pejuang HAM legendaris bapak pembebasan Negara Afrika Selatan Nelson Mandela,setelah berhasil menghapus Apartheid di negerinya, mengakui bahwa perjuangannya itu diinspirasikan perjuangan Syekh Yusuf dari Makassar
  7. Dalam Special Edition TIME magazine on Asian Heroes, penyanyi Iwan Fals dan Aktris Christine Hakim jadi cover Majalah Time
  8. Mobil prestisius, Mercedes Benz, menggunakan knalpot buatan Indonesia, yang pengerjaannya sepenuhnya dilakukan di Purbalingga, Jawa Tengah
  9. Presiden RI ke-3, BJ Habibie adalah pemegang 46 paten dibidang aeronautika dunia.
  10. Menara Kuala Lumpur dirancang oleh putra Indonesia, Ir.Achmad Murdijat alumni ITB.
  11. Indofood adalah produsen mie instan terbesar di dunia.
  12. Tas Bagteria made in Indonesia telah dijajakan diberbagai etalase dimall-mall kelas atas di 32 negara diseluruh penjuru dunia & dipakai Paris Hilton,Zara Phillips,Emma Thomson,& Audrey Tatou.
  13. David Foster mengaku,lagu ciptaanya ‘To Love You More’ yg dibawakan Celine Dion terinspirasi dari musik Keroncong Indonesia.
Selain itu kejuaraan bangsa Indonesia dalam kompetensi Internasional antara lain (tahun 2010) :
  1. Indonesia Juara AFF Futsal Championship 2010
  2. Indonesia Juara Umum Karate Indonesia Terbuka di Bali
  3. Tiga Anak Indonesia juara Kompetisi Seniman Internasional 2010
  4. Indonesia Juara 2 Festival Kebudayaan Kota Frankfurt 2010
  5. Indonesia berhasil menjuarai turnamen dalam rangkaian The All Star Team Milan Junior Camp.
  6. Indonesia Juara Umum 17th International Conference of Young Scientists (ICYS) 2010
  7. Indonesia Juara Olimpiade Bahasa Jerman
  8. Anak Indonesia Juara Olimpiade Fisika
  9. Anak SMP Juara Olimpiade Matematika Tingkat Dunia
  10. Tim Indonesia Juara di Olimpiade Robot Dunia
Dan masih banyak lagi prestasi Indonesia dalam segala bidang di kancah Internasional yang mungkin tidak terpublikasi. Dengan ini marilah mahasiswa sosiologi , kita bersama-sama menjadi mahasiswa yang berprestasi dan berwawasan perspektif global untuk menunjukkan prestasi kita sehingga dikenal dunia.

DEVIASI SOSIAL : “Vandalism Dikalangan Pelajar”

1.Pengertian vandalisme
Menurut wikipedia, vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa vandal, pada zaman Romawi Kuno, yang budayanya antara lain melakukan perusakan yang kejam dan penistaan segalanya yang indah dan terpuji. Tindakan yang termasuk didalam vandalisme lainnya adalah perusakan, kriminal, graviti dan hal-hal lainnya yang mengganggu mata. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, vandal adalah perbuatan merusak dan menghancurkan karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb) atau perusakan dan penghancuran secara kasar atau ganas. Pada umumnnya vandalisme yang sering terjadi adalah kegiatan mencorat-coret tembok, papan, atau fasilitas umum lainnya. penempelan brosur, pamflet dan stiker di muka umum atau bukan pada tempatnya juga termasuk kegiatan vandalisme. Bahkan merusak fasilitas umum termasuk kegiatan vandalisme yang sebagaimana telah di ungkapkan diatas segala bentuk yang dapat mengganggu mata ataupun bentuk keganasan, kekasaran maupun penghancuran.
  1. Latar Belakang Seorang Pelajar Melakukan Vandalism
Kelompok kami telah melakukan wawancara kepada seorang mantan pelajar yang dahulunya melakukan vandalism. Orang tersebut bernama Azmi, dia merupakan alumni sebuah Sekolah Menengah Atas di daerah Sleman Barat. Azmi adalah satu dari sekian banyak pelajar yang pernah melakukan aksi coret-coret di tembok atau sering disebut dengan vandalism.
Latar belakang dia melakukan hal tersebut adalah karena pengaruh pergaulan dan ajakan dari teman-teman sepermainan. Azmi beserta 9 temannya biasa melakukan aksi coret-coret tembok yang bisa dikatakan ilegal itu dimulai pada pukul 22.00 WIB dan biasa berakhir pada pukul 02.00 dini hari. Mereka melakukan aksi ini dengan menggunkan sepeda motor dan dibagi kebeberapa kelompok yang kemudian masing-masing kelompok meluncur pada terget yang telah ditentukan yang kemudian nanti kembali berkumpul pada suatu tempat yang telah mereka sepakati.
Model dari azmi dan kawan-kawan dalam mencoret tembok ini adalah dua orang menggunakan satu motor. Satu orang memegang pilok yang berarti dia adalah sang “eksekutor” gambar dan satu lagi bertugas sebagai si pengendara motor. Jadi, jika saat mereka melakukan aksinya tersebut tertangkap atau diketahui oleh orang mereka dengan mudah untuk lari dan meningglakan tempat tersebut.
Aksi mereka lakukan biasannya di daerah Sleman Barat (Godean). Mereka sering berkumpul disalah satu rumah dari salah satu orang kelompok mereka sebelum melakukan aksi coret-coret tembok ini. Mereka mendapat pilok dan sejenisnya untuk melancarkan aksi mereka dengan iuran satu sama lain untuk membeli perlengkapan “menggambar” tetapi tidak jarang pula ada salah satu dari mereka sukarela membelikan pilok untuk mencoret-coret tembok.

  1. Dampak yang dihasilkan Dari Kegiatan Vandalism.
Menurut informan yang kami wawancarai, sebenarnya tidak ada dampak yang begitu signifikan yang ditimbulkan dari kegiatan vandalism ini. Mungkin hanya rasa kepuasan diri sendiri yang telah mampu “menggambar-i” tembok orang lain sesuka hati mereka. Selain itu juga kepuasan akan meningktanya popularitas nama sekolah dan “geng” mereka. Karena tidak jarang mereka hanya iseng-iseng saja menulis nama “geng” dan nama inisial mereka ke tembok-tembok rumah warga untuk mengeksis-kan nama sekolah, nama geng atau nama inisial mereka.
Namun selain dampak kepuasan dari diri sendiri, menurut Azmi vandalism tidak selalu bersisi negatif tetapi juga ada sisi positifnya. Pernah suatu ketika di sekolah dia sedang ada acara dan pihak sekolah mengadakan lomba mural (menggambar pada tembok tetapi sudah ditentukan tema gambarannya) lalu pihak sekolah meminta setiap kelas untuk mengirimkan perwakilan guna mengikuti perlombaan mural tersebut. Dengan begitu selain para siswa mampu menyampaikan aspirasi dan mengekspresikan diri mereka secara positif pemandangan tembok sekitar sekolah juga terlihat indah dengan gambaran-gambaran bertema yang dibuat oleh para siswa.
Disamping itu dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan vandalism ini adalah menjadi kotornya tembok-tembok yang telah digambarai tersebut. Meskipun mereka sadar akan dampak tersebut tetapi mereka tetap saja melakukan aksi coret-coret tersebut. Karena selain untuk menaikan popularitas nama sekolah mereka juga banyak pelajar-pelajar dari sekolah lain yang melakukan hal serupa. Dampak negatif lainnya yang ditimbulkan dari aksi vandal adalah merusak/mencemari lingkungan, mengganggu ketertiban dan mengganggu kenyamanan orang lain. Apabila aksi tersebut tidak segera diatasi akan bersifat laten dan menjadi penyakit dalam masyarakat.

  1. Cara berhenti dari aksi vandalism tersebut
Azmi sekarang telah kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di kota Yogyakarata. Saat kami mewawancarai dia, dia mengatakan bahwasannya sudah sejak masuk kuliah dia berhenti melakukan aksi coret-coret ilegal tersebut selain karena teman-teman yang berbeda dari jaman SMA dia juga berpandangan bahwasannya tidak ada dampak yang positif dan baik dengan adanya vandalism tersebut. Selain itu aksi vandalism hanya akan merugikan orang lain dan mengganggu keindahan lingkungan. Justru sekarang dia malu jika dia melihat gambar atau tulisan-tulisan ditembok-tembok yang pernah ia coret. Kata azmi “saya malu jika harus mengingat masa alay saya”
Selain itu azmi juga berpendapat bahwasannya sampai saat ini masih ada vandalism yang dilakukan kalangan pelajar sekolah menengah atas bahkan menengah pertama. Ia berpendapat bahwasannya hal tersebut bisa menjadi perhatian bagi pemerintah Yogyakarta khususnya dan masyarakat sekitar bahwasannya aksi coret-coret ilegal itu sangat mengganggu dan merugikan banyak orang. Betapa tidak, tembok yang telah susah payah dicat rapi dan dengan warna yang bagus tetapi harus ternoda dengan coretan-coretan atau gambar-gambar yang tidak enak dipandang mata.
Cara yang bisa digunakan untuk mencegah atau menghentikan vandalism tersebut dengan cara.
  1. Tindakan Preventif (pencegahan)
Sebenarnya vandalisme dapat dicegah, hal tersebut kembali kepada kesadaran diri seseorang untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Menurut penulis,tindakan vandalisme adalah bentuk ke-egoisan orang untuk membuat orang tersebut merasa di akui keberadaannya. Orang tersebut melakukan aksi corat-coret tembok agar orang lain tau bahwa apa yang dituliskannya itu merupakan bentuk eksistensi atau menunjukkan kekuasaan pada diri seseorang tersebut. Jika kesadaran untuk menjaga keindahan lingkungan sekitar dapat ditumbuhkan, maka tindakan vandal bisa dicegah sehingga hak orang lain untuk menikmati keindahan lingkungan tetap terkondisikan. Sebagai bentuk ekspresi diri akan kreatifitas seni hendaknya tindakan grafiti dan mural ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan kondisi lingkungan, bukan di rumah-rumah penduduk,toko,pinggir jalan dan taman kota.Apabila mural dan grafiti dapat dikembangkan dan ditempatkan ditempat yang tepat maka akan menjadi salah satu bentuk media grafis yang sangat indah.
Selain hal itu terdapat beberapa hal untuk dapa t mencegah tindakan vandalisme ,antara lain :
  • Diberikan pengertian bahwasannya aksi vandalism itu merupakan aksi penyimpangan sosial.
  • Diberikan sosialisasi dampak-dampak yang diakibatkan dari aksi vandalism tersebut.
  • Melalui pelajarn sosiologi, siswa diberikan pengertian bahwa tindakan vandalisme adalah penyimpangan sosial dan merusak keindahan.

  1. Tindakan Represif (pasaca kejadian)
  • Diberikan hukuman yang membuat jera pelaku (bukan dengan fisik) mungkin bisa disuruh mengecat tembok yang telah di coret
  • Diberikan wadah atau salurkan bakat anak pada apa yang mereka suka (melukis atau menggambar)
  • Diselenggarakan lomba grafiti dan mural di lokasi khusus yang menyediakan tempat tersebut sehingga kretifitas bisa dikembagkan secara positif

KESIMPULAN
.Tindakan vandalisme merupakan sebuah bentuk ekspresi para pelajar yang disalurkan secara negatif dengan aksi merusak keindahan lingkungan melalui corat-coret tembok di pinggir jalan. Penyebab tindakan tersebut adalah ajakan teman dan pergaulan di sekolah yang secara tradisi telah mempunyai nama 'geng' sekolah. Vandalisme yang dilakukan para pelajar adalah bentuk ke-egoisan diri agar diakui keberadaannya. Para pelajar yang melakukan aksi corat-coret tembok bertujuan agar orang lain tau bahwa apa yang dituliskannya itu merupakan bentuk eksistensi atau menunjukkan kekuasaan pada geng dan komunitasnya tersebut.
Kreatifitas para pelajar hendaknya bisa disalurkan melalui media yang secara khusus menyediakan tempat untuk grafiti dan mural. Melalui lomba grafiti atau mural, seni menggambar bisa disalurkan secara positif menjadi media grafis yang bermakna.Vandalisme bisa dicegah jika kesadaran akan keindahan lingkungan bisa terus dijaga. Selain itu diperlukan sosialisasi pada para pelajar jika tindakan tersebut adalah penyimpangan sosial dan merusak keindahan lingkungan.


























ELEMEN-ELEMEN DEMOKRASI KONSENSUS

Pengertian Demokrasi
  Adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).  Istilah ini berasal dari bahasa Yunani dēmokratía yang artinya "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata demos yang artinya "rakyat" dan Kratos yang artinya "kekuasaan". Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang rakyat.  Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburgnya mendefinisikan demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak. 
Dengan adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemukakan pendapat mereka. 

Pengertian consensus
Consensus adalah kesepakatan umum atau persetujuan di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkenaan dengan negara. Organisasi negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukan dan penggunaan mekanisme yang disebut negara. Kata kuncinya adalah konsensus atau general agreement. Bisa juga consensus adalah sebuah frase untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan.
Konsensus yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus politik. konsensus bisa pula berawal hanya merupakan sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian diadopsi oleh sebuah kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena bedasarkan kepentingan (seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi) hingga dapat mencapai pada tingkat konvergen keputusan yang akan dikembangkan.

Pengertian Demokrasi Konsensus
Demokrasi konsensus adalah sebuah bentuk demokrasi langsung, yang sangat berbeda dengan demokrasi representative; para partisipan selalu terlibat dalam pengambilan keputusan harian, melalui desentralisasi ilmu pengetahuan dan kekuasaan, sehingga pengambilan kontrol atas hidup sehari-hari menjadi sesuatu yang sangat mungkin.
Berbeda dengan demokrasi yang mengandalkan aturan mayoritas, nilai-nilai yang dianut demokrasi konsensus membutuhkan keterlibatan setiap individu secara setara; apabila ada satu saja orang yang tidak setuju dengan sebuah keputusan yang diambil, maka adalah tugas semuanya untuk menemukan solusi baru yang dapat diterima oleh semua. Demokrasi konsensus tidak menuntut agar seseorang menerima kekuatan orang lain atas hidupnya, walaupun hal ini juga bukan berarti bahwa tiap orang tidak membutuhkan orang lain; walaupun dalam soalan efisiensi, hal seperti ini amatlah lamban, tetapi dalam segi kebebasan dan itikad baik, hal tersebut akan mendapat poin yang sangat tinggi. Demokrasi konsensus tidak memaksa orang untuk mengikuti pemimpin ataupun standarisasi nilai, melainkan membiarkan orang lain untuk memiliki tujuannya dan cara pencapaiannya sendiri. Berbeda dengan demokrasi yang mengandalkan aturan mayoritas“majority rule”, nilai-nilai yang dianut demokrasi konsensus membutuhkan keterlibatan individu secara setara (Political Equality rule). Apabila ada satu orang saja yang tidak setuju dengan sebuah keputusan yang diambil, maka tugas semuanya untuk menemukan solusi baru yang dapat diterima oleh semua.

Tiga Elemen consensus
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern pada umumnya dipahami bersandar pada tiga elemen kesepakatan (consensus), yaitu:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan negara (the basis of government).
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the form of institutions and procedures).

Kesepakatan (consensus) pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama sangat menentukan tegaknya konstitusi dan konstitusionalisme di suatu negara. Karena cita-cita bersama itulah yang pada puncak abstraksinya paling mungkin mencerminkan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesama warga masyarakat yang dalam kenyataannya harus hidup di tengah pluralisme atau kemajemukan. Oleh karena itu, di suatu masyarakat untuk menjamin kebersamaan dalam kerangka kehidupan bernegara, diperlukan perumusan tentang tujuan-tujuan atau cita-cita bersama yang biasa juga disebut sebagai falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita negara) yang berfungsi sebagai filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun sawa di antara sesama warga masyarakat dalam konteks kehidupan bernegara. Di Indonesia, dasar-dasar filosofis yang dimaksudkan itulah yang biasa disebut sebagai Pancasila yang berarti lima sila atau lima prinsip dasar untuk mencapai atau mewujudkan empat tujuan bernegara. 
Kesepakatan kedua adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi. Kesepakatan atau konsensus kedua ini juga sangat prinsipil, karena dalam setiap negara harus ada keyakinan bersama bahwa apapun yang hendak dilakukan dalam konteks penyelenggaraan negara haruslah didasarkan atas rule of the game yang ditentukan bersama.
Kesepakatan ketiga adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaannya; (b) hubungan-hubungan antar organ negara itu satu sama lain; serta (c) hubungan antara organ-organ negara itu dengan warga negara. Dengan adanya kesepakatan itu, maka isi konstitusi dapat dengan mudah dirumuskan karena benar-benar mencerminkan keinginan bersama berkenaan dengan institusi kenegaraan dan mekanisme ketatanegaraan yang hendak dikembangkan dalam kerangka kehidupan negara berkonstitusi (constitutional state). Kesepakatan-kesepakatan itulah yang dirumuskan dalam dokumen konstitusi yang diharapkan dijadikan pegangan bersama untuk kurun waktu yang cukup lama.