Dalam
sosiologi industri, perkembangan sektor industri dan dinamikanya
dapat dianalisa menggunakan teori sosiologi. Industrialisasi yang
sangat berkembang telah merubah struktur sosial masyarakat dalam
kaitannya dengan pembangunan ekonomi dan bisnis.
Dewasa
ini, industrialisasi telah merubah struktur sosial masyarakat dalam
berbagai aspek. Seperti yang terjadi pada buruh pabrik wig di
Purbalingga dan Wates, Kulon Progo DIY. Pabrik wig tersebut adalah PT
Sungchang Indonesia yang dimiliki oleh investor asal Korea Selatan.
Pabrik wig tersebut mempekerjakan kurang lebih 3000 buruh yang
mayoritas adalah wanita. Perempuan direkrut menjadi buruh hal ini
mengindikasikan adanya eksploitasi terhadap perempuan karena upahnya
lebih murah daripada laki-laki.
Beberapa
tahun terakhir, terjadi permasalahan diantara buruh dengan pihak
perusahaan. Buruh pabrik rambut palsu PT Sung Chang mogok kerja pada
Februari 2013 karena merasa diperlakukan kasar. Mereka tidak terima
perlakuan dari pimpinan perusahaan asal Korea Selatan tersebut yang
tidak manusiawi.
Permasalahan
tersebut yaitu :
- Terjadi aksi mogok kerja 3000 karyawan yang tidak terima atas perlakuan bos mereka yaitu orang Korea Selatan yang memperlakukan para buruh tidak manusiawi karena sering membentak-bentak karyawan yang tidak mampu memenuhi target. Selain perlakuan kasar, para buruh meminta agar jam tambahan lebur tetap dibayarkan, meski tidak memenuhi target. Buruh tidak masuk ke pabrik dan hanya berkumpul dihalaman. Mereka kemudian berteriak-teriak dan membentangkan sejumlah poster yang ditulis diatas kardus bekas dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Korea.
Sejumlah
poster itu antara lain berbunyi:
“Jangan
Terlalu Menindas, Kami Bukan Binatang', ’Kami Manusia Bukan Hewan
yang selalu Diremehkan, ’Kami Bukan Kotoran Anjing yang
Diinjak-injak’, 'Kami Memberimu Kekayaan, tapi Kamu Memberi Kami
Kesengsaraan', 'Orang Jawa Juga Manusia', ’Hidupku Tak untuk
Dihina”.
- Seorang buruh mengatakan bahwa dirinya sudah bekerja di pabrik sejak 13 tahun lalu. Selama bekerja kondisinya sangat tertekan. Meski upah dibayar sesuai UMK (Upah Minimum Kabupaten) sebesar Rp 893 ribu, namun pihak manajemen dari Korea Selatan sering membuat suasana kerja gusar.
- Para buruh sering dibentak-bentak dengan kata-kata kasar. Bahkan, ada yang sampai dibilang bahwa orang Indonesia tidak punya otak. Kata-kata orang Korea membuat buruh Indonesia merasa sangat direndahkan sehingga para buruh menuntutnya untuk minta maaf secara terbuka. Dalam sehari jika target tidak terpenuhi, para buruh dihukum tambahan jam kerja hingga pukul 19.00.
- Jika sampai batas waktu tambahan target tetap tidak terpenuhi, maka tidak akan dibayar upah lembur. “Jika target terpenuhi, kami dibayar upah lembur yang besarnya Rp 10 ribu per jam. Para buruh harus meninggalkan anak dan suami sejak jam 7.15 pagi hingga malam hari sekitar jam 19.00 WIB.
- Jika sakit, buruh selalu dipersulit. Kadang-kadang bahkan ada yang surat keterangan sakitnya ditolak.
- Sebelumnya, pada tahun 2010 terjadi insiden sidak yang dilakukan Komisi IV DPRD Kulonprogo untuk meninjau masuk ke dalam PT Sungchang di Wates. Pihak manajemen PT Sungchang merasa keberatan dan mengusir pihak Komisi IV DPRD Kulonprogo karena pihak perusahaan tidak mengerti kalau di Indonesia ada yang namanya sidak. Pihak perusahaan lalu minta maaf karena telah terjadi kesalahpahaman karena di negaranya (Korea Selatan) untuk bisa memasuki ruang internal perusahaan harus sepengetahuan pimpinan perusahaan.
- Komisi IV DPRD Kulonprogi berharap agar Pemkab ke depannya dalam menerima investasi, khususnya PMA (Penanaman Modal Asing), lebih bijak dan tepat dalam memeriksa kelengkapan perusahaan terkait peraturan perusahaan, fasilitas pendukung khususnya kesehatan serta perjanjian perusahaan dan karyawan sehingga masalah seperti ini tak terulang lagi.
- DPRD menuntut realisasi PT Sun Chang dalam memenuhi hak karyawan yang selama ini tak jelas.
- Pada Juni 2011 ribuan buruh PT. Sung Chang melakukan unjukrasa demo buruh di depan pabrik yang berada di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Mereka menuntut kesejahteraan buruh yang kurang mendapatkan perhatian dari management perusahaan. ada tujuh tuntutan yang diinginkan buruh pabrik yang memproduksi wig di Kulon Progo ini, karena selama sejumlah hak buruh belum dipenuhi oleh manajemen pabrik. Tuntutan tersebut meliputi, penetapan status karyawan , gaji sesuai UMP, pembayaran jam kerja lembur, di berikannya cuti atau libur bagi karyawan, serta menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan bagiannya. Para buruh berjalan kaki menuju kantor Dinas Tenaga Kerja Kulon Progo untuk meminta perlindungan atas hak-hak mereka sebagai buruh.
- Beberapa bulan kemudian unjuk rasa menuntut kesejahteraan buruh terjadi. Beberapa tuntutan buruh diantararanya mendesak dihentikannya intimidasi, tolak PHK sepihak terhadap 4 buruh, seret pelaku penganiayana terhadap buruh. Buruh juga meminta diangkat menjadi pegawai tetap, gaji sesuai UMR dan meminta pengembalian potongan atas gaji mereka. Buruh juga berharap UU 13/2003 ditegakkan dengan menempatkan pekerja sesuai bidang kerjanya. Ketua Komisi IV DPRD berjanji untuk membantu para buruh dalam mengawal hak-haknya. Dewan siap mengadvokasi tuntutan buruh agar bisa hidup layak.
Dengan
konflik tersebut, penanaman modal asing yang regulasinya tidak diatur
secara tegas oleh kebijakan pemerintah daerah menimbulkan pro kontra
dan polemik dalam struktur sosial masyarakat setempat. Disisi lain
adanya penanaman modal asing di Kulon Progo diakui oleh Kepala Desa
setempat menyebabkan dampak positif bagi sektor perekonomian bagi
warga desa karena banyak dibukanya warung makan, rumah kos, dan
lain-lain. Menurutnya masyarakat di sekitar pabrik sangat terbantu
secara ekonomi.
Untuk
menganalisa kasus dalam industri pabrik wig tersebut, kasus dapat
dikaji melalui teori dari beberapa ahli sosiologi. Beberapa teori
sosiologi yang relevan untuk mengkaji permasalah diatas antara lain :
A.
Teori Perubahan sosial
- Perubahan sosial menurut John Lewis Gilin dan John Philips Gilin
Perubahan
sosial adalah variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material,komposisi penduduk, ideologi, serta karena adanya difusi dan
penemuan baru dalam masyarakat.
2.
Perubahan sosial menurut Samuel Koening
Perubahan
sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan
manusia karena sebab-sebab interen dan eksteren. Faktor interen
meliputi penemuan baru dan pertentangan-pertentangan dalam mayarakat.
Sedangkan faktor eksteren meliputi difusi.
- Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan
Perubahan
sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai- nilai sikap dan pola-pola perilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Jam
kerja para buruh pabrik yang menggunakan mode shift menyebabkan
perubahan pola penggunaan waktu. Misalnya jika ada tetangga yang
meninggal maka buruh tidak lagi rewang dan memilih untuk istirahat
karena tenaganya telah tersita untuk bekerja di indsutri. Hal
tersebut berarti telah terjadi perubahan orientasi nilai dari guyup
menjadi indivual. Lebih jauh lagi, hubungan sosial dalam kelompok
kekerabatan para buruh tersebut akan bergeser menjadi hubungan sosial
berdasarkan kepentingan. Gotong royong mulai berkurang karena banyak
yang sudah bekerja di indsutri.
- Perubahan sosial menurut Kingsley Davis
Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat
- Perubahan sosial menurut Herbert Spencer
Dalam
evolusi, masyarakat berubah melalui serangkaian tahap dimulai dari
kelompok suku yang homogen dan sederhana ke tahap modern yang
kompleks
B.
Teori fungsional
Memandang
setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat
lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan
menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula. Keberadaan pabrik
wig tersebut menyebabkan adanya warung-warung dan rumah kos yang
meningkatkan sektor ekonomi masyarakat sekitar.
Dalam
kasus diatas, perubahan sosial terjadi karena pelapisan sosial yang
berbeda dalam masyarakat sehingga memotivasi kelas bawah untuk
melakukan mobilitas untuk memperbaiki status. Perubahan sosial pada
buruh pabrik karena keinginan untuk memperoleh status yang lebih
tinggi dengan bekerja dan mendapatkan gaji namun pada kenyataanya
terjadi konflik antara buruh dan pihak perusahaan yang mengakibatkan
perubahan pada kehidupan perekonomian buruh yang semakin tertekan.
Referensi
Dokumen Sistem Manajemen
ReplyDeleteDokumen untuk Aktivitas Kerja Anda
Paket Dokumen Sistem Manajemen yang Kami sediakan antara lain adalah:
- Paket e-Books dan Buku Saku
- Paket Presentasi
- Paket Dokumen Siap Pakai untuk Penerapan Sistem Manajemen.
Anda tidak perlu lagi membuat Dokumen dari awal, cukup Anda pesan Dokumen tersebut diatas, dan kemudian jika diperlukan, Anda sesuaikan lagi dengan Kondisi Perusahaan Anda.
Please visit our documents sample:
http://dokumensistemmanajemen.blogspot.com/