1. Pengertian gender
A.Gender
adalah perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasarkan
biologis ,akan tetapi pada hubungan-hubungan sosial antara pria dan wanita yang
dipengaruhi struktur masyarakat (Eviota, 1993 dalam Sugiah 1999).
B.Gender
merupakan sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dikonstruksi secara
sosial dan budaya (Mansur,Fakih 1994).
C. Gender
berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan secara biologis
. Kategori maskulin dan feminim tergantung pada konteks budaya setempat. Gender
bukanlah sesuatu yang alamiah tetapi peran ataupun sifat yang dibentuk oleh
nilai budaya dan proses sosial yang mengakibatkan terdapat perbedaan-perbedaan
peran dan hak kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang melahirkan ketidakadilan
pada pihak perempuan. Secara sosiologis, konstruksi sosial tersebut dipelajari, dinamis,
berbeda-beda antara budaya dan dipengaruhi oleh struktur (kelas, sosial, kasta)
etnik, agama dan ideologi yang dianut masyarakat.
2. Bila dilihat dari konsep gender, maka dapat dibedakan kedalam beberapa
pengertian
-
Gender sebagai istilah asing yang mengandung makna tertentu
-
Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya
-
Gender sebagai suatu kesadaran sosial
-
Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya
-
Gender sebagai suatu konsep untuk dianalisis
-
Gender sebagai sebuah perspektif memandang suatu kenyaataan
3. Analisis
gender.
Analisi gender digunakan sebagai alat untuk menelaah
permasalahan gender terutama dalam menganalisis ketimpangan gender yang ada di
masyarakat. Ada Lima kriteria analisis gender yaitu :
a.
Analisis
aktifitas
Dalam hal ini perlu
dianalisis perempuan dan laki-laki merupakan pelaku pembangunan baik ditingkat
rumah tangga maupun masyarakat.
b.
Manfaat
Perempuan dan laki-laki
sebagai pemanfaat dan penikmat hasil pembangunan.
c.
Akses
Peluang perempuan dan
laki-laki atas sumber daya alam, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
d.
Kontrol
Penguasaan atau kendali
perempuan dan laki-laki terhadap pemanfaatan sumberdaya fasilitas yang
tersedia.
Pertanyaan
pemandu : Siapa yang paling dominan mengontrol?
Dampak
: Bagaimana dampak negatif pembangunan
terhadap keadilan dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki?
4. Perbedaan gender melahirkan ketidakadilan
Ketidakdilan
gender di masyarakat termanifestasi antara lain berupa :
a. Marginalisasi
b. Subordinasi
c. Stereotipe dan pelabelan
d. Kekerasan
e. Beban kerja
5. Gerakan Feminisme
Gerakan
feminisme merupakan perjuangan dalam rangka mentransformasikan sistem dan
struktur yang tidak adil, menuju ke sistem yang adil bagi perempuan maupun
laki-laki.
Gerakan feminisme radikal
Aliran ini berasumsi bahwa penindasan yang dialami
perempuan berakar dari adaya sistem budaya patriarkhi dimana laki-laki memiliki
privilense ekonomi dan kekuasaan yang besar dibanding perempuan. Hal ini
membuat perempuan termarginalisasi. Oleh sebab itu agenda aksi dari aliran ini
adalah membongkar struktur sistem budaya patriarkhi tersebut. Dengan
program-program melibatkan secara langsung peran perempuan dalam kehidupan
sosial dan politik. Diharapkan perempuan dapat ikut menentukan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
6. Teori Modernisasi
Proses modernisasi bersifat revolusioner (perubahan cepat
dari tradisi ke modern) ,kompleks (melalui banyak cara), sistematik global (akan memperngaruhi
semua manusai), bertahan (melalui langkah-langkah), hegemonisasi dan progresif. Alek Inkeles
mengembangkan sejumlah pertanyaan mengenai sikap yang disebut skala modernitas,
suatu alat untuk menentukan tingkat modernitas suatu masyarakat. Skala
modernitas ini menganggap sosialisasi dalam keluarga, sekolahan dan publik
memegang peranan penting dalam perubahan sikap, maka tradisionalisme yang
disangka menjadi penghambat modernitas harus diarahkan ke sikap modern pada
masing-masing individu karena peran individulah yang akan membawa pertumbuhan
ekonomi. Pada dasarnya gambaran masyarakat modern yang di cita-citakan adalah
masyarakat kapitalisme barat tahun 1950an yang dianggap telah mencapai high
mass consumption.
7. Teori Sumber daya manusia
Keterbelakangan masyarakat dianggap bersumber pada
faktor-faktor intern negara atau masyarakat. Teori ini mengandalkan economic
return of investment dalam bidang pendidikan. Bagi pengambil keputusan,
upaya meningkatkan investasi pada SDM merupakan hasil dari pesatnya pertumbuhan
ekonomi.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan
kajian ini adalah “The Challenge Of Indonesian Female Managers in Business
Sector toward Global Business Competition” oleh Heru Kurnianto Tjahjono,
S.E, MM, Dr dan Majang Palupi BBA, MBA yang diterbitkan dalam buku Woman In Public Sector halaman 549-559.
Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa manajer wanita di Indonesia mempunyai
kemampuan yang sama dengan manajer laki-laki sehingga hal yang paling penting
adalah tentang bagaimana mengelola bisnis global tersebut. Perusahaan
memberikan kesempatan yang sama kepada manajer wanita dan menyiapkan pengembangan
karir mereka. Perusahaan seharusnya memberikan perlakuan istimewa yang
berkaitan dengan kodrat keibuan bagu manajer wanita ,misalnya selama masa
kehamilan, kelahiran, merawat anak dan keluarga. Budaya Indonesia secara umum
masih meletakkan wanita sebagai seseorang yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan rumahtangga dan merawat anak.
Dalam persaingan global dan
masyarakat luas, potensi manajer wanita seperti keahlian interpersonal dapat
dikembangkan. Pendekatan komprehensif mengenai perbedaan dalam organisasi harus
dikenalkan selama orientasi dan forum-forum sosialisasi pada perusahaan lainnya
untuk membuat sinergi melalui keanekaragaman.
Manajer wanita Indonesia dapat memainkan peranan dengan superioritas yang
ia miliki. Rasa sensitifitas, keterbukaan, dan suasana kekeluargaan adalah
modal penting bagi mereka. Manajer wanita Indonesia dapat memiliki peranan yang
lebih baik dengan superiotitasnya selama berinteraksi dengan yang lain.
Secara umum, manajer wanita
Indonesia mempunyai superioritas dalam hal berfikir secara detail. Hal ini
berkaitan dengan meramu strategi rencana perusahaan. Mereka dapat berkontribusi
dengan lebih detail dalam meramu strategi perusahaan. Karakteristik lainnya
dari manajer wanita Indonesia adalah
lebih berhati-hati dan mempunyai intuisi yang baik. Manajer wanita biasanya
lebih berhati-hati ketika memikirkan prioritas bisnis, mempunyai perasaan yang
baik dan dapat menciptakan efisiensi dalam organisasi perusahaan. Disamping
itu, manajer wanita mempunyai perilaku etika dan peduli pada tanggungjawab
sosial. Berkaitan dengan tugas-tugas Internasional, manajer wanita Indonesia
mempunyai kepribadian baik dan kemampuan diplomatis. Hal tersebut penting bagi
perusahaan untuk memberikan kesempatan melalui pemilihan objektif tanpa diskriminasi
gender. Perusahaan seharusnya menyiapkan mereka dengan training-training dalam
menghadapi isu-isu persimpangan budaya.
Para perempuan yang sukses berkarir
di sektor ekonomi dan bisnis antara lain Liliana Tanoesoedibjo (Chairwoman Miss
Indonesia Org),Martha Tilaar (Pemilik Sari Ayu group),Mooryati Soedibjo
(Komisaris Utama PT Mustika Ratu), A. Rahmawati (Direktur Maspion),Eva Riyanti
Hutapea (Dirut Indofood Sukses Makmur). Selain itu, jabatan-jabatan penting
yang dipimpin oleh manajer perempuan antaralain Wakil Dirut Blue Bird Group,
Sales and Marketing Director Bouraq Airlines,
Direktur keuangan Bank Danamon, Direktur PT Tiga Raksa,Direktur
Alfamart, Wakil Direktur Lipo Karawaci, dsb. Beberapa nama diatas adalah
sedikit contoh mengenai perempuan yang sukses menduduki peran strategis dalam
mengelola bisnis.
Kerangka Berfikir
Sebagai wanita yang bekerja di sektor bisnis (public) awal karir para manajer wanita
dimulai dengan bekal pendidikan yang baik. Selain itu dibutuhkan passion dan kecintaan terhadap pekerjaan
yang digeluti sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai secara optimal.
Sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan, budaya kerja di perusahaan dalam era
globalisasi memberikan kesempatan setiap pegawainya menjadi seorang pemimpin di
setiap lini kerja, hal ini disebut oleh Durkheim sebagai spesifikasi pembagian
kerja. Dalam hal ini pembuatan keputusan melibatkan seluruh karyawan Satu hal
yang lebih pentiing adalah kemampuan-kemampuan misalnya bagaimana untuk
memimpin dan cara yang digunakan untuk menyeselesaikan pekerjaan. Survey yang
diperoleh majalah SWA pada 2005 & 2006 (2008 dalam Woman In Public Sector:558) kepada
para karyawan menunjukan bahwa wanita mendapat peran penting dalam bisnis
termasuk jika mereka dipimpin oleh manajer wanita. Penelitian tersebut
mengemukakan beberapa karakter manajer wanita di indonesia, antara lain :
-kemampuan
untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan klien
-kemampuan
menciptakan efisiensi
-kemampuan
dalam intuisi
-melibatkan
fisik, mental dan emosi
-kemampuan
komunikasi
-kemampuan
untuk menangkap kesempatan
-kemampuan
untuk menyampaikan intensi dan maksud secara baik
-keinginan
untuk mendengarkan
-mempunyai
penampilan menarik
-rinci
-menggunakan
perasaan dalam seluruh kegiatan
-simpati
-kemampuan
multitasking
Sedangkan perbedaan antara manajer laki-laki dan perempuan
di Indonesia, antara lain :
-wanita
lebih rinci terhadap hal-hal kecil
-wanita
lebih sensitif
-wanita
dapat melakukan mutitasking
-wanita
dan laki-laki sama yang paling penting adalah keahliaan
-wanita
lebih baik dalam pembimbingan
-wanita
lebih pandai dalam pekerjaan
-wanita
lebih ramah dan sensitif
-wanita
lebih bijak
-wanita
lebih mengerti dan berpikiran terbuka
Manajer wanita mempunyai karakteristik berbeda dibandingkan
manajer laki-laki. Manajer wanita lebih rinci, berpenampilan menarik,memiliki
intuisi, memiliki kemampuan berperan ganda, kemampuan komunikasi, keinginan
mendengarkan, mampu menangkap peluang bisnis dan simpati. Hal penting lainnya adalah wanita
dapat membuat efisiensi kerja. Kelemahannya wanita menggunakan perasaan dalam
segala aktifitas.
Pada abad 21 ini dapat dikatakan awal dari ekonomi dan
bisnis era global. Globalisasi bergerak secara cepat. Hal tersebut sangat mungkin
karena cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dan kemajuan transportasi.
Globalisasi merebak di seluruh negri di dunia termasuk di Indonesia. Akibatnya,
perusahaan-perusahaan di Indonesia harus mengembangkan perspektif global untuk
mengelola bisnis karena era globalisasi dikatakan sebagai revolusi manajemen.
Sehubungan dengan kepemimpinan, beberapa peneliti menyatakan
pendapatnya bahwa kemampuan yang dimiliki perempuan akan lebih efektif ketika
memimpin organisasi dibandingkan dengan manajer pria. Berdasarkan penelitian, perempuan
mempunyai perhatian yang lebih baik terhadap pembangunan konsensus dan pandai
dalam mengembangkan hubungan interpersonal. Manajer perempuan lebih menggunakan
gaya kepemimpinan partisipatif. Pemimpin wanita dalam berbagai konteks telah
mengalami transformasi. Bagaimanapun juga, jika dikaitkan dengan efektifitas
kerja , faktor gender tidak terlalu penting. Artinya, dalam performa kerja
tidak terlihat adanya perbedaan antara manajer perempuan maupun laki-laki.
Suprianingsih dan Tjahjono
(2007, dalam Woman In Public Sector : 559) telah melakukan
penelitian, dimana yang menjadi subyek penelitian adalah manajer perempuan
Muslim yang sukses mengelola organisasinya menggunakan perspektif modern.
Organisasi yang ia dirikan terbukti dapat terus eksis pada persaingan global saat
ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer perempuan memegang beberapa
prinsip dalam memimpin organisasi. Pertama, perempuan mengelola organisasi
menggunakan dasar filosofi yang kuat. Artinya, ia menjalankan bisnis
menggunakan nilai-nilai yang benar-benar diyakini. Kedua, manajer perempuan
muslim mempunyai visi, misi, jangka panjang dan jangka pendek. Ia menjalankan
rencana bisnisnya secara rinci. Ketiga, manajer perempuan mempunyai kemampuan
komunikasi interpersonal yang baik dengan para karyawan. Hubungan dengan para
karyawan dikembangkan berdasarkan nuansa kekeluargaan. Mereka mampu saling
percaya satu sama lain,diantara supervisor dan karyawan atau diantara
kolega-kolega dari tingkatan yang sama. Keempat, ia mempunyai kemampuan yang
baik dalam mengembangkan komunikasi dengan pelanggan dan klien-klien. Hubungan
bisnis yang ia ciptakan dengan para pelanggan juga berdasarkan atas nuansa
kekeluargaan. Para pelanggan merupakan bagian dari keluarga yang tergabung
dengan perusahaan, sehingga manajer perempuan dapat selalu peduli akan
kebutuhan pelanggan. Kelima, manajer perempuan mempunyai kepedulian sosial
terhadap karyawan sebagai bagian
keluarga dari perusahaan. Ia mampu mendengarkan masalah yang dihadapi oleh karyawan
dan ia juga suka mendampingi masalah-masalah karyawan. Keenam, manajer
perempuan peduli terhadap tanggungjawab sosial kepada komunitas-komunitas. Ia
aktif melakukan aksi sosial seperti zakat secara rutin kepada yang membutuhkan,
kegiatan sosial untuk para korban bencana gempa dan menjadi orang tua asuh.
Kesuksesan dalam mengelola perusahaan dalam kompetisi bisnis global
tergantung pada kepribadian, pengetahuan, keahlian dan perilaku manajer.
Perempuan mempunyai kelebihan dalam hal sosialiasi. Manajer-manajer perempuan
memimpin dengan lebih menekankan pada hubungan dan gaya empati daripada
laki-laki. Pola sosialiasi manajer perempuan membuat karyawan merasa nyaman
dengan mendukung pola partisipasi serta fasilitas perusahaan, adanya
saling penguatan
antar karyawan, dan pemberdayaan potensi diri dalam organisasi perusahaan.
Beberapa Kelebihan Sebagai Manajer Perempuan
Penelitian yang dilakukan oleh
Suprianingsih dan Tjahjono (2007, dalam Woman
In Public Sector :558) menunjukkan
bahwa manajer perempuan di Indonesia secara umum mempunyai nilai-nilai etika
dalam menjalankan bisnisnya. Manajer perempuan Indonesia mengembangkan
strategi-straegi secara rinci dan mereka juga memiliki keahlian komunikasi yang
bagus dalam seluruh lini organisasi perusahaan. Mereka dapat menyampaikan ide secara efektif
dan mengelola hubungan yang baik dengan para pelanggan. Disamping itu, manajer
perempuan Indonesia juga sangat peduli pada tanggungjawab sosial dalam komunitas di dalam
dan diluar organisasi perusahaan. Beberapa hal diatas merupakan kelebihan bagi manajer
wanita Indonesia.
Hambatan dan Tantangan Manajer Wanita Indonesia
Walaupun ada beberapa keuntungan
potensial dari fungsi wanita di sektor bisnis global, jumlah dari wanita dalam
jabatan perusahaan dapat dikatakan masih rendah. Dalam organisasi perusahaan
Indonesia, laki-laki menganggap wanita sebagai “kelas kedua” dan seperti orang
lain diluar kepentingan bisnis, bukan menjadi sosok dominan yang utama dalam
kebijakan perusahaan. Anggapan tersebut mensyaratakan bahwasanya wanita harus
mengembangkan pola penyesuaian diri lebih tinggi dalam perusahaan dengan
menunjukkan kinerja yang profesional. Disamping itu, masyarakat masih
berangaapan bahwa manajer wanita tidak memberikan perhatian yang lebih kepada
keluarga, yaitu kepada anak-anaknya dan suami. Masyarakat masih menganggap
bahwa para perempuan tidak harus mengejar karir yang tinggi. Dari sisi
biologis, wanita dibawah 40 tahun masih disibukkan dengan maternity
seperti mengandung, melahirkan dan merawat anak. Keadaan tersebut dapat menjadi hambatan
bagi karirnya. Permasalahan lainnya bagi wanita Indonesia adalah status
pernikahan. Wanita merasa tidak nyaman jika sampai pada usia tertentu belum
melaksanakan pernikahan.
Disamping hambatan secara pribadi,
manajer- manajer perempuan juga menghadapi tantangan-tantangan yang akan
menjadi kompleks dalam sektor bisnis global. Dalam bisnis global, perubahan
dapat terjadi secara cepat. Banyak perubahan-perubahan yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya.
No comments:
Post a Comment
Feel Free to comment... Sertakan Identitas kamu yah ^.^