Saturday 11 January 2014

Peran Kultur Sekolah dalam Pengembangan Minat dan Bakat di SMA N 3 Yogyakarta (PADMANABA)

Kultur sekolah positif yang ada di SMA N 3 Yogyakarta telah terwujud sejak awal berdirinya sekolah ini. Hal tersebut tidak terlepas dari peran Yayasan PADMANABA sebagai paguyuban ikatan alumni SMA N 3 Yogyakarta. Sejak sekolah berdiri nilai-nilai yang berorientasi pada kebutuhan berprestasi telah ditanamkan. Hingga saat ini pola nilai, keyakinan dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah sekolah tetap dilestarikan menjadi sebuah kultur sekolah positif yang membawa pada perbaikan mutu kegiatan akademik dan non akademik.
Pengembangan minat dan bakat yang diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan event-event pertunjukan seni/olahraga merupakan salah satu hal yang menjadi keunikan di SMA N 3Yogyakarta. Di sekolah ini, kegiatan non akademik sangat berkembang terlihat dari banyaknya pilihan ekstrakuriler sehingga siswa bisa memilih lebih dari satu kegiatan. Dari awal tahun ajaran baru telah diadakan pameran dan eksebisi yang menampilkan daftar kegiatan ekstrakurikuler dan non akademik sesuai pilihan siswa. Selain itu adanya lomba penelitian antar kelas juga rutin diadakan hingga kompetisi dan olimpiade nasional/internasional.
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak lain sebagai saluran dalam pengembangan minat dan bakat siswa sesuai pilihan dan passion. Dalam memilih dan mengembangkan bakatnya siswa diarahkan dan dibimbing oleh guru dan para alumni yang tergabung dalam PADMANABA. Alumni yang lulus beberapa tahun terakhir aktif dalam kepengurusan pramuka dan menjadi mentor dalam beberapa bidang ekstrakurikuler sesuai keahlian masing-masing. Selain itu para alumni yang tergabung dalam PADMANABA menyumbang dalam bentuk materi guna pembangunan sarana dan prasarana sekolah.
Kultur sekolah yang terbentuk secara turun-menurun di SMA N 3 Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh PADMANABA sebab dari ikatan alumni yang erat dan terorganisir tersebut memberikan kontribusi yang sangat penting bagi pengembangan mutu akademik dan non akademik khususnya ekstrakurikuler sebagai media pengembangan minat dan bakat siswa. Oleh karena itu untuk menganalisa peran PADMANABA (sebagai manifestasi kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta) terhadap pengembangan minat dan bakat siswa, alangkah lebih baik jika mengetahui sejarah dan filosofinya terlebih dahulu.

A. Yayasan PADMANABA
a). Latar belakang berdirinya organisasi PADMANABA
Masa penjajahan Jepang menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan yang mendorong tumbuhnya motivasi dan kesepakatan membentuk wadah keluarga pelajar pada tanggal 19 September 1942 dengan nama PADMANABA. Penindasan Jepang sangat menggangu kegiatan belajar-mengajar dan para guru. Di bawah Kepala Sekolah Bapak RJ Katamsi , beliau sangat mendukung sepenuhnya gerakan pelajar tersebut karena keadaan para guru pun tidak berbeda jauh dari nasib muridnya.

b). Makna dan Filosofi PADMANABA
Filosofi PADMANABA terwujud dalam simbol bunga teratai. Bunga teratai merah dalam bahasa Sansekerta disebut PADMA, yang dalam riwayat agama dan kepercayaan bangsa-bangsa Timur merupakan lambang sakral yang banyak menyangkut aspek kehidupan manusia. Kuncup merah mengarah ke atas melambangkan kekuatan uang membumbung ke atas. Pohon teratai memberikan perlambang kehidupan yang mengikuti irama hidup. Sekalipun tumbuh di lingkungan yang kotor, berlumpur tetapi bunga teratai tetap bersih, indah dan tidak tercemar. Susunan kombinasi pertumbuhan daun dan bunga yang indah serasi dengan alam lingkungan di tempat pohon tersebut hidup. Hal ini melambangkan suatu harmoni kehidupan yang serasi tanpa tercemar atau terpengaruh oleh alam lingkungan. Bunga teratai merah melambangkan kesucian dan keberanian dan keindahannya diakui oleh siapapun.

  1. Sejarah Terbentuknya Yayasan PADMANABA
Yayasan pendidikan SMA Padmanaba secara resmi disahkan oleh pengesahan Akte Notaris RM Soerjanto Partaningrat tanggal 26 Januari 1973. Organisasi tersebut dibentuk dengan maksud dan tujuan:
  1. Mempererat rasa persatuan dan kekeluargaan antaranggota Padmanaba.
  2. Membantu memajukan pendidikan almamater dengan bantuan dana, sarana maupun bentuk-bentuk bantuan lainnya.
Dorongan akan kebutuhan berprestasi tersebut ditularkan oleh para alumni yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi terhadap pembangunan materi dan non materi pada para adik angkatannya.
Hubungan kultur sekolah dengan pengembangan minat dan bakat di SMA N 3 dapat dianalisa menggunakan Teori motivasi David McClelland. Teori ini mengemukakan bahwa ada tiga hal yang melatarbelakangi motivasi seseorang: Dalam hal ini kultur sekolah dan pengembangan minat dan bakat di SMA N 3 Yogyakarta dapat diidentifikasi karena tiga dorongan atau motif sosial yaitu :

1. The Need for
Achievement (N-ACH) - Kebutuhan akan prestasi atau penghargaan
Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang tinggi. Orang-orang N-ACH adalah mereka yang mengejar prestasi yang akhirnya bermuara ke pengakuan dari orang di sekitarnya.
Dalam hal ini, kebutuhan berprestasi di SMA N 3 Yogyakarta sudah sejak lama digiatkan. Terlihat dari banyaknya piala dan piagam penghargaan yang diraih melalui lomba, olimpiade dan kompetisi baik tingkat Nasional maupun Internasional. Prestasi tersebut tidak terlepas dari peran kultur sekolah yang digawangi oleh kontribusi dari para alumni yang memberikan motivasi dan dorongan agar selalu meningkatkan mutu akademik maupun non akademik.
Peran alumni dalam yayasan Padmanaba serta alumni yang baru lulus beberapa tahun terakhir memberikan dukungan sebagai mentor dalam berbagai kegiatan pengembangan minat dan bakat yaitu ekstrakurikuler.

  1. The Need for Power (N-POW) - Kebutuhan akan kekuatan
Kebutuhan ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin orang lain. Menurut McClelland, ada 2 jenis kebutuhan akan kekuasaan, yaitu pribadi dan sosial. Orang-orang N-POW adalah mereka yang senang jika mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu, yang dikejarnya adalah kuasa atas segala sesuatu. Dalam hal ini, kebutuhan aka kekuatan diwujudkan dengan terbentuknya Yayasan Padmanaba sebagai paguyuban yang menjadi wadah bagi ikatan antar alumni yang kebanyakan sudah menjadi pejabat di Jakarta. Oleh sebab itu tidak heran jika kantor pusat Padmanaba berada di Jakarta dan mempunyai kompartemen di Jogja, di Bandung, di Surabaya. Ikatan alumni inilah yang kemudian membuat SMA N 3 Yogyakarta tidak kesulitan untuk bekerjasama dalam pengembangan mutu sekolah.
Adanya Yayasan Padmanaba menjadi kekuatan bagi pengembangan kultur sekolah yang berpengaruh terhadap minat dan bakat siswa.

3. The Need for Affiliation (N-AFF) – Kebutuhan akan afiliasi / keanggotaan
Kebutuhan ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Mereka merasa cukup bila sudah punya hubungan dengan orang lain. Terselenggaranya berbagai event non akademik berupa pertunjukan seni ekstrakurikuler seperti Jubah Macan (Teater), Event Fun Bike yang diadakan rutin dsb membutuhkan kontribusi dari anggota ekstakurikuler lainnya. Event Reguler seperti Fun Bike melibatkan anggota dari ekstrakurikuler pecinta alam, PMR dan hal tersebut merupakan wujud budaya kompak sehingga mempererat ikatan antar anggota ekstrakurikuler.


B. Peran PADMANABA terhadap Pengembangan Minat dan Bakat Siswa

Kultur Sekolah (PADMANABA) Pengembangan Minat & Bakat (Ekstrakurikuler)

Bagan diatas menunjukan bahwa kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta dimanifestasikan sebagai Yayasan PADMANABA.
Kultur Sekolah yang diterapkan di SMA N 3 Yogakarta telah berlaku sejak lama. Ikatan antar alumni SMA N 3 Yogakarta dalam paguyuban PADMANABA memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan minat dan bakat siswa.
Melalui Yayasan Padmanaba yang mempunyai kantor di Jakarta, para alumni memberikan sumbangan berupa materi maupun non materiil untuk membangun gedung dan fasilitas penunjang pembangunan. Yayasan PADMANABA yang dinaungi oleh para alumni sebagai penggerak utama kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta juga memberikan dukungan, pengarahan dan bimbingan kepada para siswa terkait pengembangan minat dan bakat. Para alumni tersebut menjadi mentor adik kelasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa.
Pengembangan ekstrakurikuler non akademik dan event pertunjukan minat & bakat sangat digiatkan di SMA N 3 Yogakarta. Melalui bimbingan dari guru dan alumni (Padmanaba) yang memberikan pengarahan pada tiap-tiap bidang ekstrakurikuler memberikan kemudahan para siswa dalam pengembangan minat dan bakatnya.
Padmanaba sebagai salah satu kekuatan SMA N 3 Yogyakarta merupakan manifestasi kultur sekolah positif karena telah mewariskan nilai-nilai luhur berupa aspek :
a). Kultur sosial berupa interaksi antar warga sekolah yang baik. Hubungan antara guru, siswa dan karyawan berjalan harrmonis tanpa adanya prasangka negatif. Sosialisasi yang intregatif tersebut mendukung kegiatan akademik dan non akademik menjadi lebih kondusif dan kekeluargaan. Hal tersebut menciptakan suasana belajar yang memicu kebutuhan berprestasi menjadi lebih optimal.
b). Kultur akademik. Sejak angkatan terdahulu hingga angkatan ke -71 saat ini (dikatakan angkatan 71 karena siswa T.A 2013 masuk ketika PADMANABA berusia ke 71), prestasi yang diraih SMA N 3 Yogyakarta terbilang sangat banyak. Piala dan penghargaan dalam kompetisi akademik, penelitian dan olimpiade disimpan rapi dalam lemari kaca di depan pintu masuk gedung. Para alumni PADMANABA memberikan teladan kepada para adik kelas supaya bisa dan memperoleh pencapaian akademik yang lebih sukses dan lebih baik setiap tahunnya. Motivasi yang kuat tersebut seringkali menimbulkan adanya tekanan bagi para siswa sebab setiap tahunnya selalu berusaha melebihi kesuksesan akademik dan non akademik dari para alumni sebelumnya
c). Kultur mutu. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kualitas pembelajaran dan ekstrakurikuler di SMA N 3 Yogyakarta dapat diandalkan. Terbukti dengan menerapkan kedisiplinan dan pemberlakuan aturan sekolah secara normatif membentuk suatu kultur mutu positif dalam setiap warga SMA N 3 Yogyakarta.
d). Artifak. Dalam hal ini kultur sekolah dapat dilihat secara kasat mata sebagai simbol maupun pemaknaan tertentu yang melambangkan lembaga sekolah di SMA N 3 Yogyakarta. Artifak tersebut diwujudkan melalui berbagai tulisan, bangunan, maupun adanya sarana prasana yang mendukung proses pembelajaran. Artifak yang ada di SMA N 3 Yogyakarta tidak terlepas dari peran PADMANABA sebab melalui organisasi tersebut para alumni menunjukan kepedulian terhadap almamater dalam bentuk materi dan non materi.
Kepedulian alumni melalui Keluarga Besar Padmanaba terhadap almamater yang sudah terwujud, antara lain:
  1. Bersama dengan Keluarga Argabagya membangun gedung pertemuan di kompleks almamater.
  2. Membangun pagar keliling sekolah.
  3. Merenovasi gedung sekolah bagian dalam.
  4. Menyumbang sejumlah unit komputer.
  5. Lain-lain bentuk bantuan perangkat yang berguna untuk sekolah.
Kultur positif yang ditularkan PADMANABA terhadap para adik kelas-nya adalah budaya yang membantu perbaikan mutu sekolah beserta warganya. Melalui kultur sekolah positif diharapkan pembelajaran akademik dan non akademik dalam sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat yang tinggi, dan akan mampu berkembang.
PADMANABA sebagai kultur sekolah yang positif menjadi kekuatan utama dalam mengarahkan seluruh warga sekolah di SMA N 3 Yogyakarta menuju perubahan yang positif. Kultur positif tersebut diwujudkan sejalan dengan visi dan misi sekolah.

Referensi :


No comments:

Post a Comment

Feel Free to comment... Sertakan Identitas kamu yah ^.^