Kultur
sekolah positif yang ada di SMA N 3 Yogyakarta telah terwujud sejak
awal berdirinya sekolah ini. Hal tersebut tidak terlepas dari peran
Yayasan PADMANABA sebagai paguyuban ikatan alumni SMA N 3 Yogyakarta.
Sejak sekolah berdiri nilai-nilai yang berorientasi pada kebutuhan
berprestasi telah ditanamkan. Hingga saat ini pola nilai, keyakinan
dan tradisi yang terbentuk melalui sejarah sekolah tetap dilestarikan
menjadi sebuah kultur sekolah positif yang membawa pada perbaikan
mutu kegiatan akademik dan non akademik.
Pengembangan
minat dan bakat yang diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
event-event pertunjukan seni/olahraga merupakan salah satu hal yang
menjadi keunikan di SMA N 3Yogyakarta. Di sekolah ini, kegiatan non
akademik sangat berkembang terlihat dari banyaknya pilihan
ekstrakuriler sehingga siswa bisa memilih lebih dari satu kegiatan.
Dari awal tahun ajaran baru telah diadakan pameran dan eksebisi yang
menampilkan daftar kegiatan ekstrakurikuler dan non akademik sesuai
pilihan siswa. Selain itu adanya lomba penelitian antar kelas juga
rutin diadakan hingga kompetisi dan olimpiade nasional/internasional.
Tujuan
dari kegiatan ekstrakurikuler tersebut tidak lain sebagai saluran
dalam pengembangan minat dan bakat siswa sesuai pilihan dan passion.
Dalam memilih dan mengembangkan bakatnya siswa diarahkan dan
dibimbing oleh guru dan para alumni yang tergabung dalam PADMANABA.
Alumni yang lulus beberapa tahun terakhir aktif dalam kepengurusan
pramuka dan menjadi mentor dalam beberapa bidang ekstrakurikuler
sesuai keahlian masing-masing. Selain itu para alumni yang tergabung
dalam PADMANABA menyumbang dalam bentuk materi guna pembangunan
sarana dan prasarana sekolah.
Kultur
sekolah yang terbentuk secara turun-menurun di SMA N 3 Yogyakarta
sangat dipengaruhi oleh PADMANABA sebab dari ikatan alumni yang erat
dan terorganisir tersebut memberikan kontribusi yang sangat penting
bagi pengembangan mutu akademik dan non akademik khususnya
ekstrakurikuler sebagai media pengembangan minat dan bakat siswa.
Oleh karena itu untuk menganalisa peran PADMANABA (sebagai
manifestasi kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta) terhadap
pengembangan minat dan bakat siswa, alangkah lebih baik jika
mengetahui sejarah dan filosofinya terlebih dahulu.
A.
Yayasan PADMANABA
a).
Latar belakang berdirinya organisasi PADMANABA
Masa
penjajahan Jepang menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan
yang mendorong tumbuhnya motivasi dan kesepakatan membentuk wadah
keluarga pelajar pada tanggal 19 September 1942 dengan nama
PADMANABA. Penindasan
Jepang sangat menggangu kegiatan belajar-mengajar dan para guru. Di
bawah Kepala Sekolah Bapak RJ Katamsi , beliau sangat mendukung
sepenuhnya gerakan pelajar tersebut karena keadaan para guru pun
tidak berbeda jauh dari nasib muridnya.
b). Makna dan Filosofi PADMANABA
Filosofi
PADMANABA terwujud dalam simbol bunga teratai. Bunga
teratai merah
dalam
bahasa Sansekerta disebut PADMA, yang dalam riwayat agama dan
kepercayaan bangsa-bangsa Timur merupakan lambang sakral yang banyak
menyangkut aspek kehidupan manusia. Kuncup merah mengarah ke atas
melambangkan kekuatan uang membumbung ke atas. Pohon teratai
memberikan perlambang kehidupan yang mengikuti irama hidup. Sekalipun
tumbuh di lingkungan yang kotor, berlumpur tetapi bunga teratai tetap
bersih, indah dan tidak tercemar. Susunan kombinasi pertumbuhan daun
dan bunga yang indah serasi dengan alam lingkungan di tempat pohon
tersebut hidup. Hal ini melambangkan suatu harmoni kehidupan yang
serasi tanpa tercemar atau terpengaruh oleh alam lingkungan. Bunga
teratai merah melambangkan kesucian dan keberanian dan keindahannya
diakui oleh siapapun.
- Sejarah Terbentuknya Yayasan PADMANABA
Yayasan
pendidikan SMA Padmanaba secara resmi disahkan oleh pengesahan
Akte Notaris RM Soerjanto Partaningrat
tanggal 26 Januari 1973. Organisasi
tersebut dibentuk dengan maksud dan tujuan:
- Mempererat rasa persatuan dan kekeluargaan antaranggota Padmanaba.
- Membantu memajukan pendidikan almamater dengan bantuan dana, sarana maupun bentuk-bentuk bantuan lainnya.
Dorongan
akan kebutuhan berprestasi tersebut ditularkan oleh para alumni yang
hingga saat ini masih memberikan kontribusi terhadap pembangunan
materi dan non materi pada para adik angkatannya.
Hubungan
kultur sekolah dengan pengembangan minat dan bakat di SMA N 3 dapat
dianalisa menggunakan Teori motivasi David McClelland. Teori ini
mengemukakan bahwa ada tiga hal yang melatarbelakangi motivasi
seseorang: Dalam hal ini kultur
sekolah dan pengembangan minat dan bakat di SMA N 3 Yogyakarta dapat
diidentifikasi karena tiga dorongan atau motif sosial yaitu :
Kebutuhan
akan prestasi adalah kebutuhan seseorang untuk memiliki pencapaian
signifikan, menguasai berbagai keahlian atau memiliki standar yang
tinggi. Orang-orang N-ACH adalah mereka yang mengejar prestasi yang
akhirnya bermuara ke pengakuan dari orang di sekitarnya.
Dalam
hal ini, kebutuhan berprestasi di SMA N 3 Yogyakarta sudah sejak lama
digiatkan. Terlihat dari banyaknya piala dan piagam penghargaan yang
diraih melalui lomba, olimpiade dan kompetisi baik tingkat Nasional
maupun Internasional. Prestasi tersebut tidak terlepas dari peran
kultur sekolah yang digawangi oleh kontribusi dari para alumni yang
memberikan motivasi dan dorongan agar selalu meningkatkan mutu
akademik maupun non akademik.
Peran
alumni dalam yayasan Padmanaba serta alumni yang baru lulus beberapa
tahun terakhir memberikan dukungan sebagai mentor dalam berbagai
kegiatan pengembangan minat dan bakat yaitu ekstrakurikuler.
- The Need for Power (N-POW) - Kebutuhan akan kekuatan
Kebutuhan
ini didasari oleh keinginan seseorang untuk mengatur atau memimpin
orang lain. Menurut McClelland, ada 2 jenis kebutuhan akan kekuasaan,
yaitu pribadi dan sosial. Orang-orang N-POW adalah mereka yang senang
jika mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu, yang dikejarnya adalah
kuasa atas segala sesuatu. Dalam hal ini, kebutuhan aka kekuatan
diwujudkan dengan terbentuknya Yayasan Padmanaba sebagai paguyuban
yang menjadi
wadah bagi ikatan antar alumni yang kebanyakan sudah menjadi pejabat
di Jakarta. Oleh sebab itu tidak heran jika kantor pusat Padmanaba
berada di Jakarta dan mempunyai kompartemen di Jogja, di Bandung, di
Surabaya. Ikatan alumni inilah yang kemudian membuat SMA N 3
Yogyakarta tidak kesulitan untuk bekerjasama dalam pengembangan mutu
sekolah.
Adanya
Yayasan Padmanaba menjadi kekuatan bagi pengembangan kultur sekolah
yang berpengaruh terhadap minat dan bakat siswa.
3.
The Need for Affiliation (N-AFF) – Kebutuhan akan afiliasi /
keanggotaan
Kebutuhan
ini adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk mendapatkan
atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Mereka merasa
cukup bila sudah punya hubungan dengan orang lain. Terselenggaranya
berbagai event non akademik berupa pertunjukan seni ekstrakurikuler
seperti Jubah Macan (Teater), Event Fun Bike yang diadakan rutin dsb
membutuhkan kontribusi dari anggota ekstakurikuler lainnya. Event
Reguler seperti Fun Bike melibatkan anggota dari ekstrakurikuler
pecinta alam, PMR dan hal tersebut merupakan wujud budaya kompak
sehingga mempererat ikatan antar anggota ekstrakurikuler.
B.
Peran PADMANABA terhadap Pengembangan
Minat dan Bakat Siswa
Kultur
Sekolah (PADMANABA) Pengembangan Minat & Bakat
(Ekstrakurikuler)
Bagan
diatas menunjukan bahwa kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta
dimanifestasikan sebagai Yayasan PADMANABA.
Kultur
Sekolah yang diterapkan di SMA N 3 Yogakarta telah berlaku sejak
lama. Ikatan antar alumni SMA N 3 Yogakarta dalam paguyuban PADMANABA
memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan minat dan bakat
siswa.
Melalui
Yayasan Padmanaba yang mempunyai kantor di Jakarta, para alumni
memberikan sumbangan berupa materi maupun non materiil untuk
membangun gedung dan fasilitas penunjang pembangunan. Yayasan
PADMANABA yang dinaungi oleh para alumni sebagai penggerak utama
kultur sekolah di SMA N 3 Yogyakarta juga memberikan dukungan,
pengarahan dan bimbingan kepada para siswa terkait pengembangan minat
dan bakat. Para alumni tersebut menjadi mentor adik kelasnya dalam
kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh siswa.
Pengembangan
ekstrakurikuler non akademik dan event pertunjukan minat & bakat
sangat digiatkan di SMA N 3 Yogakarta. Melalui bimbingan dari guru
dan alumni (Padmanaba) yang memberikan pengarahan pada tiap-tiap
bidang ekstrakurikuler memberikan kemudahan para siswa dalam
pengembangan minat dan bakatnya.
Padmanaba
sebagai salah satu kekuatan SMA N 3 Yogyakarta merupakan manifestasi
kultur sekolah positif karena telah mewariskan nilai-nilai luhur
berupa aspek :
a).
Kultur
sosial berupa interaksi antar warga sekolah yang baik. Hubungan
antara guru, siswa dan karyawan berjalan harrmonis tanpa adanya
prasangka negatif. Sosialisasi yang intregatif tersebut mendukung
kegiatan akademik dan non akademik menjadi lebih kondusif dan
kekeluargaan. Hal tersebut menciptakan suasana belajar yang memicu
kebutuhan berprestasi menjadi lebih optimal.
b). Kultur akademik. Sejak angkatan terdahulu hingga angkatan ke -71
saat ini (dikatakan angkatan 71 karena siswa T.A 2013 masuk ketika
PADMANABA berusia ke 71), prestasi yang diraih SMA N 3 Yogyakarta
terbilang sangat banyak. Piala dan penghargaan dalam kompetisi
akademik, penelitian dan olimpiade disimpan rapi dalam lemari kaca di
depan pintu masuk gedung. Para alumni PADMANABA memberikan teladan
kepada para adik kelas supaya bisa dan memperoleh pencapaian akademik
yang lebih sukses dan lebih baik setiap tahunnya. Motivasi yang kuat
tersebut seringkali menimbulkan adanya tekanan bagi para siswa sebab
setiap tahunnya selalu berusaha melebihi kesuksesan akademik dan non
akademik dari para alumni sebelumnya
c). Kultur mutu. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kualitas
pembelajaran dan ekstrakurikuler di SMA N 3 Yogyakarta dapat
diandalkan. Terbukti dengan menerapkan kedisiplinan dan pemberlakuan
aturan sekolah secara normatif membentuk suatu kultur mutu positif
dalam setiap warga SMA N 3 Yogyakarta.
d). Artifak. Dalam hal ini kultur sekolah dapat dilihat secara kasat
mata sebagai simbol maupun pemaknaan tertentu yang melambangkan
lembaga sekolah di SMA N 3 Yogyakarta. Artifak tersebut diwujudkan
melalui berbagai tulisan, bangunan, maupun adanya sarana prasana yang
mendukung proses pembelajaran. Artifak yang ada di SMA N 3 Yogyakarta
tidak terlepas dari peran PADMANABA sebab melalui organisasi tersebut
para alumni menunjukan kepedulian terhadap almamater dalam bentuk
materi dan non materi.
Kepedulian
alumni melalui Keluarga Besar Padmanaba terhadap almamater yang sudah
terwujud, antara lain:
- Bersama dengan Keluarga Argabagya membangun gedung pertemuan di kompleks almamater.
- Membangun pagar keliling sekolah.
- Merenovasi gedung sekolah bagian dalam.
- Menyumbang sejumlah unit komputer.
- Lain-lain bentuk bantuan perangkat yang berguna untuk sekolah.
Kultur
positif yang ditularkan PADMANABA terhadap para adik kelas-nya adalah
budaya yang membantu perbaikan mutu sekolah beserta warganya. Melalui
kultur sekolah positif diharapkan pembelajaran akademik dan non
akademik dalam sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara
efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat yang tinggi, dan
akan mampu berkembang.
PADMANABA
sebagai kultur sekolah yang positif menjadi kekuatan utama dalam
mengarahkan seluruh warga sekolah di SMA N 3 Yogyakarta menuju
perubahan yang positif. Kultur positif tersebut diwujudkan sejalan
dengan visi dan misi sekolah.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Feel Free to comment... Sertakan Identitas kamu yah ^.^