Wednesday 16 April 2014

Wanita dalam Sektor Bisnis Di Era Globalisasi (Kajian Sosiologi Gender dan Feminisme)


1. Pengertian gender
A.Gender adalah perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan yang tidak berdasarkan biologis ,akan tetapi pada hubungan-hubungan sosial antara pria dan wanita yang dipengaruhi struktur masyarakat (Eviota, 1993 dalam Sugiah 1999).
B.Gender merupakan sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dikonstruksi secara sosial dan budaya (Mansur,Fakih 1994).
C. Gender berbeda dengan seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan secara biologis . Kategori maskulin dan feminim tergantung pada konteks budaya setempat. Gender bukanlah sesuatu yang alamiah tetapi peran ataupun sifat yang dibentuk oleh nilai budaya dan proses sosial yang mengakibatkan terdapat perbedaan-perbedaan peran dan hak kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang melahirkan ketidakadilan pada pihak perempuan. Secara sosiologis, konstruksi sosial tersebut dipelajari, dinamis, berbeda-beda antara budaya dan dipengaruhi oleh struktur (kelas, sosial, kasta) etnik, agama dan ideologi yang dianut masyarakat.
2. Bila dilihat dari konsep gender, maka dapat dibedakan kedalam beberapa pengertian
- Gender sebagai istilah asing yang mengandung makna tertentu
- Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya
- Gender sebagai suatu kesadaran sosial
- Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya
- Gender sebagai suatu konsep untuk dianalisis
- Gender sebagai sebuah perspektif memandang suatu kenyaataan


3. Analisis gender.
Analisi gender digunakan sebagai alat untuk menelaah permasalahan gender terutama dalam menganalisis ketimpangan gender yang ada di masyarakat. Ada Lima kriteria analisis gender yaitu :
a. Analisis aktifitas
Dalam hal ini perlu dianalisis perempuan dan laki-laki merupakan pelaku pembangunan baik ditingkat rumah tangga maupun masyarakat.
b. Manfaat
Perempuan dan laki-laki sebagai pemanfaat dan penikmat hasil pembangunan.
c. Akses
Peluang perempuan dan laki-laki atas sumber daya alam, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
d. Kontrol
Penguasaan atau kendali perempuan dan laki-laki terhadap pemanfaatan sumberdaya fasilitas yang tersedia.
Pertanyaan pemandu : Siapa yang paling dominan mengontrol?
Dampak : Bagaimana dampak negatif  pembangunan terhadap keadilan dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki?
4. Perbedaan gender melahirkan ketidakadilan
Ketidakdilan gender di masyarakat termanifestasi antara lain berupa :
            a. Marginalisasi
            b. Subordinasi
c. Stereotipe dan pelabelan
d. Kekerasan
e. Beban kerja
5. Gerakan Feminisme
Gerakan feminisme merupakan perjuangan dalam rangka mentransformasikan sistem dan struktur yang tidak adil, menuju ke sistem yang adil bagi perempuan maupun laki-laki.
Gerakan feminisme radikal
Aliran ini berasumsi bahwa penindasan yang dialami perempuan berakar dari adaya sistem budaya patriarkhi dimana laki-laki memiliki privilense ekonomi dan kekuasaan yang besar dibanding perempuan. Hal ini membuat perempuan termarginalisasi. Oleh sebab itu agenda aksi dari aliran ini adalah membongkar struktur sistem budaya patriarkhi tersebut. Dengan program-program melibatkan secara langsung peran perempuan dalam kehidupan sosial dan politik. Diharapkan perempuan dapat ikut menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
6. Teori Modernisasi
Proses modernisasi bersifat revolusioner (perubahan cepat dari tradisi ke modern) ,kompleks (melalui banyak cara), sistematik global (akan memperngaruhi semua manusai), bertahan (melalui langkah-langkah), hegemonisasi dan progresif. Alek Inkeles mengembangkan sejumlah pertanyaan mengenai sikap yang disebut skala modernitas, suatu alat untuk menentukan tingkat modernitas suatu masyarakat. Skala modernitas ini menganggap sosialisasi dalam keluarga, sekolahan dan publik memegang peranan penting dalam perubahan sikap, maka tradisionalisme yang disangka menjadi penghambat modernitas harus diarahkan ke sikap modern pada masing-masing individu karena peran individulah yang akan membawa pertumbuhan ekonomi. Pada dasarnya gambaran masyarakat modern yang di cita-citakan adalah masyarakat kapitalisme barat tahun 1950an yang dianggap telah mencapai high mass consumption.
7. Teori Sumber daya manusia
Keterbelakangan masyarakat dianggap bersumber pada faktor-faktor intern negara atau masyarakat. Teori ini mengandalkan economic return of investment dalam bidang pendidikan. Bagi pengambil keputusan, upaya meningkatkan investasi pada SDM merupakan hasil dari pesatnya pertumbuhan ekonomi.

 Penelitian yang Relevan
            Penelitian yang relevan dengan kajian ini adalah “The Challenge Of Indonesian Female Managers in Business Sector toward Global Business Competition” oleh Heru Kurnianto Tjahjono, S.E, MM, Dr dan Majang Palupi BBA, MBA yang diterbitkan dalam buku Woman In Public Sector halaman 549-559. Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa manajer wanita di Indonesia mempunyai kemampuan yang sama dengan manajer laki-laki sehingga hal yang paling penting adalah tentang bagaimana mengelola bisnis global tersebut. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama kepada manajer wanita dan menyiapkan pengembangan karir mereka. Perusahaan seharusnya memberikan perlakuan istimewa yang berkaitan dengan kodrat keibuan bagu manajer wanita ,misalnya selama masa kehamilan, kelahiran, merawat anak dan keluarga. Budaya Indonesia secara umum masih meletakkan wanita sebagai seseorang yang bertanggungjawab terhadap kegiatan rumahtangga dan merawat anak.
            Dalam persaingan global dan masyarakat luas, potensi manajer wanita seperti keahlian interpersonal dapat dikembangkan. Pendekatan komprehensif mengenai perbedaan dalam organisasi harus dikenalkan selama orientasi dan forum-forum sosialisasi pada perusahaan lainnya untuk membuat sinergi melalui keanekaragaman.  Manajer wanita Indonesia dapat memainkan peranan dengan superioritas yang ia miliki. Rasa sensitifitas, keterbukaan, dan suasana kekeluargaan adalah modal penting bagi mereka. Manajer wanita Indonesia dapat memiliki peranan yang lebih baik dengan superiotitasnya selama berinteraksi dengan yang lain.
            Secara umum, manajer wanita Indonesia mempunyai superioritas dalam hal berfikir secara detail. Hal ini berkaitan dengan meramu strategi rencana perusahaan. Mereka dapat berkontribusi dengan lebih detail dalam meramu strategi perusahaan. Karakteristik lainnya dari  manajer wanita Indonesia adalah lebih berhati-hati dan mempunyai intuisi yang baik. Manajer wanita biasanya lebih berhati-hati ketika memikirkan prioritas bisnis, mempunyai perasaan yang baik dan dapat menciptakan efisiensi dalam organisasi perusahaan. Disamping itu, manajer wanita mempunyai perilaku etika dan peduli pada tanggungjawab sosial. Berkaitan dengan tugas-tugas Internasional, manajer wanita Indonesia mempunyai kepribadian baik dan kemampuan diplomatis. Hal tersebut penting bagi perusahaan untuk memberikan kesempatan melalui pemilihan objektif tanpa diskriminasi gender. Perusahaan seharusnya menyiapkan mereka dengan training-training dalam menghadapi isu-isu persimpangan budaya.
            Para perempuan yang sukses berkarir di sektor ekonomi dan bisnis antara lain Liliana Tanoesoedibjo (Chairwoman Miss Indonesia Org),Martha Tilaar (Pemilik Sari Ayu group),Mooryati Soedibjo (Komisaris Utama PT Mustika Ratu), A. Rahmawati (Direktur Maspion),Eva Riyanti Hutapea (Dirut Indofood Sukses Makmur). Selain itu, jabatan-jabatan penting yang dipimpin oleh manajer perempuan antaralain Wakil Dirut Blue Bird Group, Sales and Marketing Director Bouraq Airlines,  Direktur keuangan Bank Danamon, Direktur PT Tiga Raksa,Direktur Alfamart, Wakil Direktur Lipo Karawaci, dsb. Beberapa nama diatas adalah sedikit contoh mengenai perempuan yang sukses menduduki peran strategis dalam mengelola bisnis.

Kerangka Berfikir
       Sebagai wanita yang bekerja di sektor bisnis (public) awal karir para manajer wanita dimulai dengan bekal pendidikan yang baik. Selain itu dibutuhkan passion dan kecintaan terhadap pekerjaan yang digeluti sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan, budaya kerja di perusahaan dalam era globalisasi memberikan kesempatan setiap pegawainya menjadi seorang pemimpin di setiap lini kerja, hal ini disebut oleh Durkheim sebagai spesifikasi pembagian kerja. Dalam hal ini pembuatan keputusan melibatkan seluruh karyawan Satu hal yang lebih pentiing adalah kemampuan-kemampuan misalnya bagaimana untuk memimpin dan cara yang digunakan untuk menyeselesaikan pekerjaan. Survey yang diperoleh majalah SWA pada 2005 & 2006 (2008 dalam Woman In Public Sector:558) kepada para karyawan menunjukan bahwa wanita mendapat peran penting dalam bisnis termasuk jika mereka dipimpin oleh manajer wanita. Penelitian tersebut mengemukakan beberapa karakter manajer wanita di indonesia, antara lain :
-kemampuan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan klien
-kemampuan menciptakan efisiensi
-kemampuan dalam intuisi
-melibatkan fisik, mental dan emosi
-kemampuan komunikasi
-kemampuan untuk menangkap kesempatan
-kemampuan untuk menyampaikan intensi dan maksud secara baik
-keinginan untuk mendengarkan
-mempunyai penampilan menarik
-rinci
-menggunakan perasaan dalam seluruh kegiatan
-simpati
-kemampuan multitasking
Sedangkan perbedaan antara manajer laki-laki dan perempuan di Indonesia, antara lain :
-wanita lebih rinci terhadap hal-hal kecil
-wanita lebih sensitif
-wanita dapat melakukan mutitasking
-wanita dan laki-laki sama yang paling penting adalah keahliaan
-wanita lebih baik dalam pembimbingan
-wanita lebih pandai dalam pekerjaan
-wanita lebih ramah dan sensitif
-wanita lebih bijak
-wanita lebih mengerti dan berpikiran terbuka
Manajer wanita mempunyai karakteristik berbeda dibandingkan manajer laki-laki. Manajer wanita lebih rinci, berpenampilan menarik,memiliki intuisi, memiliki kemampuan berperan ganda, kemampuan komunikasi, keinginan mendengarkan, mampu menangkap peluang bisnis dan simpati. Hal penting lainnya adalah wanita dapat membuat efisiensi kerja. Kelemahannya wanita menggunakan perasaan dalam segala aktifitas.
Pada abad 21 ini dapat dikatakan awal dari ekonomi dan bisnis era global. Globalisasi bergerak secara cepat. Hal tersebut sangat mungkin karena cepatnya pertumbuhan teknologi informasi dan kemajuan transportasi. Globalisasi merebak di seluruh negri di dunia termasuk di Indonesia. Akibatnya, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus mengembangkan perspektif global untuk mengelola bisnis karena era globalisasi dikatakan sebagai revolusi manajemen.
      Sehubungan dengan kepemimpinan, beberapa peneliti menyatakan pendapatnya bahwa kemampuan yang dimiliki perempuan akan lebih efektif ketika memimpin organisasi dibandingkan dengan manajer pria. Berdasarkan penelitian, perempuan mempunyai perhatian yang lebih baik terhadap pembangunan konsensus dan pandai dalam mengembangkan hubungan interpersonal. Manajer perempuan lebih menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif. Pemimpin wanita dalam berbagai konteks telah mengalami transformasi. Bagaimanapun juga, jika dikaitkan dengan efektifitas kerja , faktor gender tidak terlalu penting. Artinya, dalam performa kerja tidak terlihat adanya perbedaan antara manajer perempuan maupun laki-laki.
      Suprianingsih dan Tjahjono  (2007, dalam Woman In Public Sector : 559) telah melakukan penelitian, dimana yang menjadi subyek penelitian adalah manajer perempuan Muslim yang sukses mengelola organisasinya menggunakan perspektif modern. Organisasi yang ia dirikan terbukti dapat terus eksis pada persaingan global saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajer perempuan memegang beberapa prinsip dalam memimpin organisasi. Pertama, perempuan mengelola organisasi menggunakan dasar filosofi yang kuat. Artinya, ia menjalankan bisnis menggunakan nilai-nilai yang benar-benar diyakini. Kedua, manajer perempuan muslim mempunyai visi, misi, jangka panjang dan jangka pendek. Ia menjalankan rencana bisnisnya secara rinci. Ketiga, manajer perempuan mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dengan para karyawan. Hubungan dengan para karyawan dikembangkan berdasarkan nuansa kekeluargaan. Mereka mampu saling percaya satu sama lain,diantara supervisor dan karyawan atau diantara kolega-kolega dari tingkatan yang sama. Keempat, ia mempunyai kemampuan yang baik dalam mengembangkan komunikasi dengan pelanggan dan klien-klien. Hubungan bisnis yang ia ciptakan dengan para pelanggan juga berdasarkan atas nuansa kekeluargaan. Para pelanggan merupakan bagian dari keluarga yang tergabung dengan perusahaan, sehingga manajer perempuan dapat selalu peduli akan kebutuhan pelanggan. Kelima, manajer perempuan mempunyai kepedulian sosial terhadap karyawan sebagai  bagian keluarga dari perusahaan. Ia mampu mendengarkan masalah yang dihadapi oleh karyawan dan ia juga suka mendampingi masalah-masalah karyawan. Keenam, manajer perempuan peduli terhadap tanggungjawab sosial kepada komunitas-komunitas. Ia aktif melakukan aksi sosial seperti zakat secara rutin kepada yang membutuhkan, kegiatan sosial untuk para korban bencana gempa dan menjadi orang tua asuh.
            Kesuksesan dalam mengelola perusahaan dalam kompetisi bisnis global tergantung pada kepribadian, pengetahuan, keahlian dan perilaku manajer. Perempuan mempunyai kelebihan dalam hal sosialiasi. Manajer-manajer perempuan memimpin dengan lebih menekankan pada hubungan dan gaya empati daripada laki-laki. Pola sosialiasi manajer perempuan membuat karyawan merasa nyaman dengan mendukung pola partisipasi serta fasilitas perusahaan, adanya saling penguatan antar karyawan, dan pemberdayaan potensi diri dalam organisasi perusahaan.

Beberapa Kelebihan Sebagai Manajer Perempuan
Penelitian yang dilakukan oleh Suprianingsih dan Tjahjono (2007, dalam Woman In Public Sector :558)  menunjukkan bahwa manajer perempuan di Indonesia secara umum mempunyai nilai-nilai etika dalam menjalankan bisnisnya. Manajer perempuan Indonesia mengembangkan strategi-straegi secara rinci dan mereka juga memiliki keahlian komunikasi yang bagus dalam seluruh lini organisasi perusahaan. Mereka dapat menyampaikan ide secara efektif dan mengelola hubungan yang baik dengan para pelanggan. Disamping itu, manajer perempuan Indonesia juga sangat peduli pada tanggungjawab sosial dalam komunitas di dalam dan diluar organisasi perusahaan. Beberapa hal diatas merupakan kelebihan bagi manajer wanita Indonesia.

Hambatan dan Tantangan Manajer Wanita Indonesia
Walaupun ada beberapa keuntungan potensial dari fungsi wanita di sektor bisnis global, jumlah dari wanita dalam jabatan perusahaan dapat dikatakan masih rendah. Dalam organisasi perusahaan Indonesia, laki-laki menganggap wanita sebagai “kelas kedua” dan seperti orang lain diluar kepentingan bisnis, bukan menjadi sosok dominan yang utama dalam kebijakan perusahaan. Anggapan tersebut mensyaratakan bahwasanya wanita harus mengembangkan pola penyesuaian diri lebih tinggi dalam perusahaan dengan menunjukkan kinerja yang profesional. Disamping itu, masyarakat masih berangaapan bahwa manajer wanita tidak memberikan perhatian yang lebih kepada keluarga, yaitu kepada anak-anaknya dan suami. Masyarakat masih menganggap bahwa para perempuan tidak harus mengejar karir yang tinggi. Dari sisi biologis, wanita dibawah 40 tahun masih disibukkan dengan maternity seperti mengandung, melahirkan dan merawat anak. Keadaan tersebut dapat menjadi hambatan bagi karirnya. Permasalahan lainnya bagi wanita Indonesia adalah status pernikahan. Wanita merasa tidak nyaman jika sampai pada usia tertentu belum melaksanakan pernikahan.
Disamping hambatan secara pribadi, manajer- manajer perempuan juga menghadapi tantangan-tantangan yang akan menjadi kompleks dalam sektor bisnis global. Dalam bisnis global, perubahan dapat terjadi secara cepat. Banyak perubahan-perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.


No comments:

Post a Comment

Feel Free to comment... Sertakan Identitas kamu yah ^.^