Tuesday 22 October 2013

Krisis Industrialisasi di Indonesia “Buruh Pabrik Wig Korea di Kulon Progo DIY”

Dalam sosiologi industri, perkembangan sektor industri dan dinamikanya dapat dianalisa menggunakan teori sosiologi. Industrialisasi yang sangat berkembang telah merubah struktur sosial masyarakat dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi dan bisnis.
Dewasa ini, industrialisasi telah merubah struktur sosial masyarakat dalam berbagai aspek. Seperti yang terjadi pada buruh pabrik wig di Purbalingga dan Wates, Kulon Progo DIY. Pabrik wig tersebut adalah PT Sungchang Indonesia yang dimiliki oleh investor asal Korea Selatan. Pabrik wig tersebut mempekerjakan kurang lebih 3000 buruh yang mayoritas adalah wanita. Perempuan direkrut menjadi buruh hal ini mengindikasikan adanya eksploitasi terhadap perempuan karena upahnya lebih murah daripada laki-laki.
Beberapa tahun terakhir, terjadi permasalahan diantara buruh dengan pihak perusahaan. Buruh pabrik rambut palsu PT Sung Chang mogok kerja pada Februari 2013 karena merasa diperlakukan kasar. Mereka tidak terima perlakuan dari pimpinan perusahaan asal Korea Selatan tersebut yang tidak manusiawi.
Permasalahan tersebut yaitu :
  1. Terjadi aksi mogok kerja 3000 karyawan yang tidak terima atas perlakuan bos mereka yaitu orang Korea Selatan yang memperlakukan para buruh tidak manusiawi karena sering membentak-bentak karyawan yang tidak mampu memenuhi target. Selain perlakuan kasar, para buruh meminta agar jam tambahan lebur tetap dibayarkan, meski tidak memenuhi target. Buruh tidak masuk ke pabrik dan hanya berkumpul dihalaman. Mereka kemudian berteriak-teriak dan membentangkan sejumlah poster yang ditulis diatas kardus bekas dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Korea.
Sejumlah poster itu antara lain berbunyi:
Jangan Terlalu Menindas, Kami Bukan Binatang', ’Kami Manusia Bukan Hewan yang selalu Diremehkan, ’Kami Bukan Kotoran Anjing yang Diinjak-injak’, 'Kami Memberimu Kekayaan, tapi Kamu Memberi Kami Kesengsaraan', 'Orang Jawa Juga Manusia', ’Hidupku Tak untuk Dihina”.
  1. Seorang buruh mengatakan bahwa dirinya sudah bekerja di pabrik sejak 13 tahun lalu. Selama bekerja kondisinya sangat tertekan. Meski upah dibayar sesuai UMK (Upah Minimum Kabupaten) sebesar Rp 893 ribu, namun pihak manajemen dari Korea Selatan sering membuat suasana kerja gusar.
  2. Para buruh sering dibentak-bentak dengan kata-kata kasar. Bahkan, ada yang sampai dibilang bahwa orang Indonesia tidak punya otak. Kata-kata orang Korea membuat buruh Indonesia merasa sangat direndahkan sehingga para buruh menuntutnya untuk minta maaf secara terbuka. Dalam sehari jika target tidak terpenuhi, para buruh dihukum tambahan jam kerja hingga pukul 19.00.
  3. Jika sampai batas waktu tambahan target tetap tidak terpenuhi, maka tidak akan dibayar upah lembur. “Jika target terpenuhi, kami dibayar upah lembur yang besarnya Rp 10 ribu per jam. Para buruh harus meninggalkan anak dan suami sejak jam 7.15 pagi hingga malam hari sekitar jam 19.00 WIB.
  4. Jika sakit, buruh selalu dipersulit. Kadang-kadang bahkan ada yang surat keterangan sakitnya ditolak.
  5. Sebelumnya, pada tahun 2010 terjadi insiden sidak yang dilakukan Komisi IV DPRD Kulonprogo untuk meninjau masuk ke dalam PT Sungchang di Wates. Pihak manajemen PT Sungchang merasa keberatan dan mengusir pihak Komisi IV DPRD Kulonprogo karena pihak perusahaan tidak mengerti kalau di Indonesia ada yang namanya sidak. Pihak perusahaan lalu minta maaf karena telah terjadi kesalahpahaman karena di negaranya (Korea Selatan) untuk bisa memasuki ruang internal perusahaan harus sepengetahuan pimpinan perusahaan.
  6. Komisi IV DPRD Kulonprogi berharap agar Pemkab ke depannya dalam menerima investasi, khususnya PMA (Penanaman Modal Asing), lebih bijak dan tepat dalam memeriksa kelengkapan perusahaan terkait peraturan perusahaan, fasilitas pendukung khususnya kesehatan serta perjanjian perusahaan dan karyawan sehingga masalah seperti ini tak terulang lagi.
  7. DPRD menuntut realisasi PT Sun Chang dalam memenuhi hak karyawan yang selama ini tak jelas.
  8. Pada Juni 2011 ribuan buruh PT. Sung Chang melakukan unjukrasa demo buruh di depan pabrik yang berada di Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Mereka menuntut kesejahteraan buruh yang kurang mendapatkan perhatian dari management perusahaan. ada tujuh tuntutan yang diinginkan buruh pabrik yang memproduksi wig di Kulon Progo ini, karena selama sejumlah hak buruh belum dipenuhi oleh manajemen pabrik. Tuntutan tersebut meliputi, penetapan status karyawan , gaji sesuai UMP, pembayaran jam kerja lembur, di berikannya cuti atau libur bagi karyawan, serta menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan bagiannya. Para buruh berjalan kaki menuju kantor Dinas Tenaga Kerja Kulon Progo untuk meminta perlindungan atas hak-hak mereka sebagai buruh.
  9. Beberapa bulan kemudian unjuk rasa menuntut kesejahteraan buruh terjadi. Beberapa tuntutan buruh diantararanya mendesak dihentikannya intimidasi, tolak PHK sepihak terhadap 4 buruh, seret pelaku penganiayana terhadap buruh. Buruh juga meminta diangkat menjadi pegawai tetap, gaji sesuai UMR dan meminta pengembalian potongan atas gaji mereka. Buruh juga berharap UU 13/2003 ditegakkan dengan menempatkan pekerja sesuai bidang kerjanya. Ketua Komisi IV DPRD berjanji untuk membantu para buruh dalam mengawal hak-haknya. Dewan siap mengadvokasi tuntutan buruh agar bisa hidup layak.

Dengan konflik tersebut, penanaman modal asing yang regulasinya tidak diatur secara tegas oleh kebijakan pemerintah daerah menimbulkan pro kontra dan polemik dalam struktur sosial masyarakat setempat. Disisi lain adanya penanaman modal asing di Kulon Progo diakui oleh Kepala Desa setempat menyebabkan dampak positif bagi sektor perekonomian bagi warga desa karena banyak dibukanya warung makan, rumah kos, dan lain-lain. Menurutnya masyarakat di sekitar pabrik sangat terbantu secara ekonomi.
Untuk menganalisa kasus dalam industri pabrik wig tersebut, kasus dapat dikaji melalui teori dari beberapa ahli sosiologi. Beberapa teori sosiologi yang relevan untuk mengkaji permasalah diatas antara lain :

A. Teori Perubahan sosial
  1. Perubahan sosial menurut John Lewis Gilin dan John Philips Gilin
Perubahan sosial adalah variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,komposisi penduduk, ideologi, serta karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
2. Perubahan sosial menurut Samuel Koening
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia karena sebab-sebab interen dan eksteren. Faktor interen meliputi penemuan baru dan pertentangan-pertentangan dalam mayarakat. Sedangkan faktor eksteren meliputi difusi.
    1. Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai- nilai sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Jam kerja para buruh pabrik yang menggunakan mode shift menyebabkan perubahan pola penggunaan waktu. Misalnya jika ada tetangga yang meninggal maka buruh tidak lagi rewang dan memilih untuk istirahat karena tenaganya telah tersita untuk bekerja di indsutri. Hal tersebut berarti telah terjadi perubahan orientasi nilai dari guyup menjadi indivual. Lebih jauh lagi, hubungan sosial dalam kelompok kekerabatan para buruh tersebut akan bergeser menjadi hubungan sosial berdasarkan kepentingan. Gotong royong mulai berkurang karena banyak yang sudah bekerja di indsutri.
    1. Perubahan sosial menurut Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat
    1. Perubahan sosial menurut Herbert Spencer
Dalam evolusi, masyarakat berubah melalui serangkaian tahap dimulai dari kelompok suku yang homogen dan sederhana ke tahap modern yang kompleks

B. Teori fungsional
Memandang setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan perubahan pada bagian yang lain pula. Keberadaan pabrik wig tersebut menyebabkan adanya warung-warung dan rumah kos yang meningkatkan sektor ekonomi masyarakat sekitar.
Dalam kasus diatas, perubahan sosial terjadi karena pelapisan sosial yang berbeda dalam masyarakat sehingga memotivasi kelas bawah untuk melakukan mobilitas untuk memperbaiki status. Perubahan sosial pada buruh pabrik karena keinginan untuk memperoleh status yang lebih tinggi dengan bekerja dan mendapatkan gaji namun pada kenyataanya terjadi konflik antara buruh dan pihak perusahaan yang mengakibatkan perubahan pada kehidupan perekonomian buruh yang semakin tertekan.

Referensi

1 comment:

  1. Dokumen Sistem Manajemen
    Dokumen untuk Aktivitas Kerja Anda

    Paket Dokumen Sistem Manajemen yang Kami sediakan antara lain adalah:
    - Paket e-Books dan Buku Saku
    - Paket Presentasi
    - Paket Dokumen Siap Pakai untuk Penerapan Sistem Manajemen.

    Anda tidak perlu lagi membuat Dokumen dari awal, cukup Anda pesan Dokumen tersebut diatas, dan kemudian jika diperlukan, Anda sesuaikan lagi dengan Kondisi Perusahaan Anda.

    Please visit our documents sample:
    http://dokumensistemmanajemen.blogspot.com/

    ReplyDelete

Feel Free to comment... Sertakan Identitas kamu yah ^.^